Adaptasi Perilaku Gajah Asia-



Tidak mudah menjadi gajah. Tubuh besar mereka membutuhkan banyak bahan bakar dan perawatan untuk berkembang. Sumber daya seperti makanan dan air tidak selalu mudah ditemukan di lingkungan panas tempat tinggal gajah, terutama karena degradasi manusia mengancam habitat gajah Asia. Hebatnya, semua jenis gajah telah mengembangkan adaptasi perilaku dari waktu ke waktu yang membantu mereka bertahan hidup bahkan di lingkungan yang tidak bersahabat.

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Adaptasi gajah Asia mencakup mekanisme pendinginan dengan belalai dan telinganya, menumbuhkan hingga enam set gigi baru seumur hidup dan berkomunikasi melalui getaran untuk mengkompensasi penglihatan yang buruk.

Mencoba Pendinginan dan Habitat Gajah Asia

Salah satu adaptasi terpenting gajah Asia melibatkan pengendalian suhu tubuh mereka. Karena habitat khas gajah Asia berada di iklim panas di tempat-tempat seperti Asia Tenggara dan India, mereka harus mencari cara untuk mendinginkan diri dan melindungi tubuh mereka dari sinar matahari. Salah satu adaptasi mereka adalah telinga mereka. Dengan seleksi alam, telinga gajah telah tumbuh lebih besar dan terkulai untuk berfungsi sebagai kipas besar yang dapat dikepakkan hewan untuk mendinginkan diri.

Cara lain gajah Asia mendinginkan diri adalah melalui belalainya. Selain menggunakan belalainya untuk mengambil makanan, mereka telah belajar menggunakan belalainya untuk menyemprotkan air dingin atau kotoran ke tubuh mereka sendiri. Air dingin dapat mendinginkan mereka, dan kotoran atau lumpur dapat berfungsi sebagai lapisan untuk melindungi kulit mereka dari sengatan matahari.

Mendapatkan Chomper Baru

Gajah Asia juga beradaptasi dalam hal gigi. Hewan-hewan tersebut sebagian besar adalah herbivora, dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengunyah makanan seperti rumput, kulit kayu, dan akar. Menghancurkan tanaman berserat itu bisa jadi sulit pada gigi, dan seperti halnya manusia, gigi itu biasanya mulai rusak. Tidak seperti manusia, gigi gajah Asia telah beradaptasi dari waktu ke waktu. Hewan-hewan itu kadang-kadang mendapatkan enam pasang gigi sepanjang hidup mereka, dengan yang baru dan segar tumbuh saat gigi tua yang lelah tanggal. Adaptasi membantu menjaga hewan besar tetap sehat dan diberi makan sepanjang hidup mereka.

Berkomunikasi Satu Sama Lain

Temperamen gajah biasanya lembut, dan hewan ini dikenal sebagai salah satu hewan paling cerdas di planet ini. Beberapa bahkan menunjukkan perilaku yang menunjukkan bahwa mereka memiliki ingatan jangka panjang, bahwa mereka berduka atas kematian mereka dan bahwa mereka memiliki komunikasi yang rumit satu sama lain. Komunikasi itu sangat penting dalam hal melindungi satu sama lain. Gajah asia telah beradaptasi untuk dapat menggunakan serangkaian getaran untuk berkomunikasi satu sama lain.

Salah satu alasan adaptasi ini sangat penting adalah karena mata gajah Asia relatif kecil, dan penglihatannya relatif buruk. Dengan demikian, mereka telah mengadaptasi indra mereka yang lain untuk mengimbanginya. Getaran komunikatif yang dibagikan gajah berada pada frekuensi yang terlalu rendah untuk didengar manusia atau pemangsa potensial lainnya, tetapi gajah telah belajar untuk dapat berbicara satu sama lain menggunakan getaran. Dengan cara ini, mereka dapat merasakan bahwa bahaya sudah dekat, meskipun mereka belum dapat menemukannya, dan saling memperingatkan ketika mereka terancam tanpa memberi tahu predator yang mengganggu. Ini adalah salah satu dari banyak cara gajah Asia beradaptasi dengan kehidupan di alam liar.

SmallCoot/iStock/GettyImages

Related Posts