Adaptasi Laba-laba –

Adaptasi Laba-laba –

Varietas laba-laba yang hidup di seluruh dunia menghuni banyak lingkungan berbeda dan telah beradaptasi dengan sejumlah tekanan. Banyak dari ini terkait dengan mangsa, sementara yang lain bersifat lingkungan. Adaptasi laba-laba telah memungkinkan organisme ini untuk berburu, hidup, dan berkembang biak menjadi predator yang sukses.

Adaptasi Berburu

Semua laba-laba adalah makhluk predator. Dengan demikian, praktik berburu beraneka ragam mereka diadaptasi agar sesuai dengan lingkungan khusus mereka dan organisme yang mereka makan. Misalnya, sebagian besar laba-laba menggunakan jaring untuk berburu, tetapi tidak semuanya. Beberapa menggunakan kamuflase untuk bersembunyi di tanaman – bunga, sering – dan menunggu mangsa yang tidak curiga berkeliaran sebelum menerkam. Laba-laba lain menemukan mangsa di bawah air dan beradaptasi untuk menyelam di bawah permukaan, di mana sebagian besar laba-laba takut untuk menginjaknya. Yang lain mengadopsi adaptasi perilaku yang sesuai dengan lingkungan mereka, apakah itu gua, pohon, atau semak belukar.

Makan berlebihan

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam edisi 2001 dari “Ekologi Perilaku” meneliti adaptasi yang melibatkan laba-laba yang hidup di lingkungan terbatas makanan, atau daerah di mana terdapat populasi rendah atau ketersediaan mangsa. Di area ini, laba-laba menunjukkan perilaku adaptif yang melibatkan pembunuhan berlebihan terhadap mangsanya. Mereka menangkap lebih banyak mangsa daripada yang mereka butuhkan, mengkonsumsi sebagian dari mereka dalam pesta, dan membiarkan sisanya tidak dikonsumsi atau dikonsumsi sebagian. Laba-laba di daerah di mana populasi mangsanya tinggi tidak menunjukkan perilaku ini dan, pada kenyataannya, jarang meninggalkan mangsa yang belum habis atau setengah dimakan.

Jaring Pertahanan

Sebuah artikel tahun 2003 yang diterbitkan dalam jurnal, “Ecology Letters,” mengemukakan jaring laba-laba tiga dimensi merupakan adaptasi penting bagi banyak laba-laba. Penenun jaring lembaran Araneoid, jenis laba-laba yang beradaptasi untuk menenun jaring tiga dimensi daripada jaring bola dua dimensi, sekarang menjadi kelompok laba-laba udara yang paling tersebar luas. Jaring-jaring ini merupakan adaptasi dalam dua cara. Pertama, mereka mampu menangkap mangsa dengan cara yang lebih efisien, sehingga meningkatkan populasi laba-laba. Kedua, mereka bertindak sebagai tindakan defensif, terutama terhadap predator seperti tawon pengoles lumpur. Sebagai alat pertahanan yang efektif, jaring tiga dimensi memungkinkan diversifikasi spesies penenun jaring lembaran araneoid.

Laba-laba Sosial dan Mangsa

Di lingkungan tropis, laba-laba telah beradaptasi untuk hidup di berbagai habitat yang ditentukan oleh ketinggian. Dalam sebuah artikel tahun 2007 yang diterbitkan dalam “Journal of Animal Ecology,” para peneliti mencatat bahwa laba-laba sosial cenderung menghuni habitat tropis dataran rendah, sementara spesies subsosial kongenerik terjadi pada ketinggian dan/atau garis lintang yang lebih tinggi. Salah satu alasannya adalah ukuran serangga yang tersedia pada tingkat yang berbeda. Mereka cenderung lebih besar di habitat dataran rendah, yang membatasi laba-laba sosial untuk berburu di tingkat itu.

KuntalSaha/iStock/GettyImages

Related Posts