Alat Pertanian di Mesir Kuno-



Orang Mesir Kuno terkenal bertani di tanah hitam Delta Nil: daerah dengan sedikit curah hujan yang diairi oleh air banjir musiman. Di dataran banjir Nil, tanah tertinggi dianggap yang terbaik untuk pertanian. Petani kuno yang tinggal di Mesir menggunakan sejumlah alat untuk bercocok tanam di tanah ini, banyak di antaranya masih merupakan bagian dari pertanian dan berkebun (walaupun dalam bentuk yang lebih modern).

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Petani Mesir kuno menggunakan sejumlah alat untuk mengolah tanah Delta Nil. Beberapa di antaranya digunakan saat ini, seperti cangkul, sabit, bajak tangan, garpu rumput, dan saringan. Alat yang kurang dikenal yang disebut shaduf, masih digunakan di beberapa bagian dunia, penting untuk irigasi.

Cangkul dan Arit

Petani Mesir menggunakan cangkul untuk memecah gumpalan besar tanah yang diaduk oleh bajak. Mereka juga menggunakan cangkul saat merawat tanaman. Contoh alat Mesir kuno yang ditemukan selama penggalian arkeologi menunjukkan bahwa itu biasanya berupa gagang kayu dan bilah yang diikat dengan tali. Foto-foto cangkul dari Museum Carnegie menunjukkan contoh tipikal: sudut lancip antara gagang dan mata pisau serta posisi pengikat tali membuat alat menyerupai huruf A.

Sabit biasanya memiliki pegangan pendek dan pisau berbentuk bulan sabit dan digunakan untuk menuai selama panen. Di Mesir kuno, bilahnya terbuat dari kayu, bukan besi. Kayunya dilapisi kaca dan kemudian diasah untuk membuat tepian yang tajam.

Bajak Tangan

Orang Mesir kuno mungkin kadang-kadang menggunakan lembu atau keledai untuk membantu membajak, tetapi tampaknya mayoritas petani mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Jenis bajak yang digunakan terbuat dari kayu dan perunggu. Contoh yang dipajang di British Museum yang berasal dari Kerajaan Baru, antara tahun 1550 dan 1070 SM, menunjukkan gagang kayu panjang dengan dua bilah kayu di bagian bawah, berujung perunggu untuk membantu membalikkan tanah.

Garpu rumput dan Saringan

Setelah panen, batang tanaman serealia diikat dan dibawa ke tempat pengirikan. Di sini, hasil panen disebarkan dan diinjak-injak oleh keledai. Wanita memisahkan biji-bijian dari sekam menggunakan garpu kayu. Mereka kemudian menggunakan saringan yang terbuat dari alang-alang dan daun lontar untuk memisahkan potongan sekam yang lebih besar dari bijinya.

Shaduf Yang Sangat Penting

Shaduf adalah alat irigasi yang digunakan untuk mengalirkan air dari Sungai Nil ke tanaman. Itu masih digunakan sampai sekarang di Mesir dan India. Shaduf terdiri dari tiang panjang dengan alat seperti ember yang terpasang di salah satu ujungnya dan pemberat yang dipasang di ujung lainnya. Tiang ini diseimbangkan dengan tiang kayu tegak dan menyerupai jungkat-jungkit. Menarik tali dari ujung yang panjang akan mengisi ember dengan air. Beban di ujung tiang yang lain mengangkat ember saat sudah penuh.

GankaTt/iStock/GettyImages

Related Posts