Alat untuk Mengukur Faktor Ekologi Abiotik-



Faktor abiotik adalah faktor tidak hidup di lingkungan yang mempengaruhi organisme. Mereka mungkin termasuk udara, air, suhu, komposisi tanah, ketinggian, topografi, ketersediaan sinar matahari, garis lintang dan elevasi. Ahli ekologi harus menentukan bagaimana organisme dipengaruhi oleh faktor abiotik ini untuk mengukur kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan tekanan lingkungan mereka. Beberapa alat khusus membantu ahli ekologi untuk menentukan karakteristik faktor abiotik ini.

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Ekologi mempelajari faktor abiotik, atau non-hidup di lingkungan untuk menentukan pengaruhnya terhadap organisme. Beberapa alat membantu ahli ekologi dalam mengukur faktor abiotik, termasuk termometer, altimeter, pengukur pH, dan banyak perangkat lainnya.

Mengukur Suhu

Suhu udara, air, dan tanah mempengaruhi kelangsungan hidup organisme, baik tumbuhan maupun hewan. Metabolisme organisme bergantung pada parameter suhu tertentu. Spesies hewan yang bersifat poikiloterm, artinya mereka menggunakan perilaku untuk mengatur suhu tubuh, terbukti sangat rentan terhadap kondisi suhu. Suhu air mempengaruhi tingkat fotosintesis pada tumbuhan, dan suhu air yang lebih rendah menunjukkan oksigen terlarut biasanya lebih tinggi. Kisaran suhu dari waktu ke waktu juga menawarkan informasi yang berguna. Untuk mengukur suhu, ahli ekologi menggunakan kaca tradisional atau termometer digital yang tidak mudah pecah. Probe jarak jauh yang disebut termistor dapat digunakan untuk mengukur suhu air.

Menentukan Intensitas Cahaya

Pengukur cahaya digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Berbagai kondisi cahaya mungkin ada di daerah yang berbeda, kerapatan vegetasi dan cuaca yang bervariasi, mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan fotosintesis.

Mengukur pH

Ahli ekologi perlu mengukur pH tanah atau air di suatu lingkungan untuk melihat tingkat apa yang dapat ditoleransi oleh organisme di sana. Di dalam air, pH bervariasi tergantung pada jenis lingkungannya, apakah sungai, danau atau kolam; substrat mineralnya; dan jenis tanaman apa yang hidup di dalam atau di sekitarnya. Limpasan polusi industri menyebabkan pH lebih rendah dan karena itu keasaman lebih besar, yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme. Uji pH kimiawi dapat dilakukan di lapangan jika diperlukan; namun, di laboratorium, pengukur pH digital terbukti sangat berharga.

Menggunakan Klinometer

Kemiringan suatu daerah mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya dengan menciptakan iklim mikro. Ahli ekologi menggunakan klinometer dalam pembuatan profil lereng untuk mengukur sudut dan jarak lereng.

Anemometer untuk Kecepatan Angin

Ahli ekologi menggunakan anemometer untuk mengukur kecepatan angin. Kecepatan angin memberikan variabel lain untuk kondisi cuaca.

Altimeter untuk Ketinggian

Ketinggian memengaruhi tempat tinggal organisme, dan itu memengaruhi suhu. Ahli ekologi menggunakan altimeter genggam untuk mengukur ketinggian lingkungan yang diminati.

Mengukur Luas Permukaan

Ahli ekologi menggunakan planimeter untuk mengukur planimetri kutub, yang pada gilirannya menentukan luas permukaan suatu situs.

Unit Sistem Penentuan Posisi Global (GPS).

Ahli ekologi menggunakan Global Positioning System atau unit GPS untuk menentukan koordinat lokasi yang diminati. Beberapa unit GPS menawarkan pengukuran ketinggian dan luas permukaan.

Alat untuk Mengukur Kekeruhan

Ilmuwan menentukan kekeruhan, atau kekeruhan, air untuk melihat seberapa banyak cahaya dapat melewatinya. Banyak zat yang mempengaruhi kekeruhan, termasuk lumpur, pasir, erosi, limpasan dan endapan lainnya. Air keruh mengurangi jumlah cahaya yang dapat mencapai organisme yang hidup di air, memperlambat fotosintesis, dan menurunkan oksigen yang tersedia untuk hewan. Kekeruhan juga menyebabkan pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi faktor dalam potabilitas. Ahli ekologi dapat menggunakan Jackson Candle Turbidimeters, Secchi disks atau turbidity tube untuk mengukur turbiditas. Tabung kekeruhan menghubungkan visibilitas dan kekeruhan, portabel dan tidak mahal untuk dibuat.

Perangkat Sonar Genggam

Untuk merekam kedalaman sepanjang transek danau, ahli ekologi menggunakan perangkat sonar genggam. Perangkat ini juga bekerja dengan baik untuk mengukur batimetri dan kedalaman maksimum di badan air yang lebih dangkal.

Pencatat tingkat air

Pencatat ketinggian air adalah alat bertenaga baterai yang menawarkan pengukuran ketinggian air secara terus menerus. Ini menggabungkan transduser tekanan dan pencatat data.

Oven dan Pembakar Bunsen

Ahli ekologi menentukan kadar air tanah dengan mengukur sampel tanah segar dan kemudian mengeringkannya dalam oven. Menemukan perbedaan antara bobot tanah segar vs tanah kering menghasilkan kadar air tanah. Tungku panas tinggi atau pembakar Bunsen terbukti berguna untuk membakar kandungan humus dalam sampel tanah.

Menggunakan Mikroskop

Mikroskop memungkinkan ahli ekologi untuk mempelajari sampel tanah. Mikroskop dapat mengungkapkan tekstur tanah (seperti lumpur, pasir atau tanah liat), warna dan berapa banyak batuan yang terkandung dalam sampel.

Penyelidikan Digital

Untuk mengukur oksigen terlarut dalam air, ahli ekologi menggunakan probe digital. Ini membantu menentukan kualitas air dan ketersediaan oksigen untuk organisme yang hidup di air. Oksigen terlarut yang lebih tinggi menghasilkan kualitas air yang lebih baik.

Pencatat Data

Pencatat data memberi ahli ekologi kemampuan luas untuk menggabungkan alat untuk mengukur faktor abiotik. Pencatat data dapat dibiarkan di lapangan dalam waktu lama, di lokasi organisme yang diminati, merekam data. Sementara banyak data logger komersial bisa mahal dan mencolok, data logger kecil dapat menggunakan papan sirkuit kustom dan kartu memori. Ini dapat diprogram untuk berbagai fungsi dan parameter lingkungan.

Guasor/iStock/GettyImages

Related Posts