Bagaimana Eutrofikasi Mempengaruhi pH?-



Polusi mengganggu ekosistem paling jelas ketika bahan kimia beracun membunuh tumbuhan dan satwa liar. Namun, bahkan ketika bahan kimia pencemar mendorong pertumbuhan, itu dapat memiliki efek merusak pada keseimbangan ekosistem. Beberapa jenis polusi yang kaya nutrisi menyebabkan peningkatan cepat pertumbuhan tanaman dan alga; ini dikenal sebagai eutrofikasi. Perubahan pH dan kandungan oksigen yang dihasilkan dapat berdampak buruk pada keanekaragaman hayati.

Apa itu Eutrofikasi?

Dalam siklus eutrofikasi, badan air menerima masuknya nutrisi kimia alami atau buatan manusia. Nutrisi ini mendorong pertumbuhan yang cepat, terutama untuk ganggang sederhana dan kehidupan tanaman yang memadati permukaan air. Organisme fotosintesis melebihi hewan dan tumbuhan lain, mendominasi ekosistem.

Kelebihan kehidupan tumbuhan sederhana mengubah susunan kimiawi ekosistem, membunuh hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi yang berubah dengan cepat sambil mendorong ledakan populasi di beberapa tumbuhan dan hewan. Akibatnya, jumlah spesies berbeda yang hidup di lingkungan berkurang, menghilangkan keanekaragaman hayati dan membuat sistem kurang kuat secara ekologis.

Kondisi untuk Eutrofikasi

Eutrofikasi dimulai ketika nutrisi anorganik, terutama nitrogen dan fosfor, mengalir ke badan air. Bahan kimia ini dapat berasal dari sumber alami seperti siklus banjir berkala di padang rumput. Namun, kenaikan paling cepat bahan kimia anorganik berasal dari campur tangan manusia, termasuk limpasan dari rumput atau produsen pupuk. Pengenalan asam nitrat dan fosfat membuat lingkungan menjadi surga nutrisi asam sementara untuk kehidupan tanaman.

Mekar Alga dan pH

Organisme yang paling sederhana dan bergerak paling cepat memanfaatkan pengiriman nutrisi ini dengan paling efektif. Alga yang berfotosintesis menutupi permukaan danau atau kolam, bersaing untuk mendapatkan cahaya. Produk sampingan kimiawi dari proses fotosintesis ini meningkatkan pH air, menjadikannya lebih basa. Organisme halus yang tidak dapat bertahan hidup di bawah kondisi kimiawi ini akan mati, sedangkan hewan yang lebih keras yang memakan alga akan mengalami pertumbuhan populasi.

Bahan Organik dan pH

Seiring berjalannya waktu, nutrisi anorganik habis dan alga mulai mati. Alga yang sekarat jatuh ke dasar danau dan membusuk. Bakteri, yang menguraikan bahan organik ini, melepaskan oksigen dari air dan menghasilkan produk sampingan yang bersifat asam. Hewan pemakan bawah yang tidak dapat menangani kandungan oksigen rendah dan pH rendah mati, menurunkan keanekaragaman hayati lingkungan.

Hemera Technologies/AbleStock.com/Getty Images

Related Posts