Bagaimana Faktor Abiotik dan Biotik yang Tidak Menguntungkan Mempengaruhi Spesies-



Perubahan merupakan faktor fundamental dalam menentukan apakah suatu spesies tanaman atau hewan bertahan hidup, pindah dari suatu daerah atau punah. Perubahan datang dalam bentuk faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik mencakup semua benda mati dalam suatu ekosistem, seperti suhu dan curah hujan. Faktor biotik adalah semua organisme hidup dalam suatu ekosistem. Faktor abiotik atau biotik yang tidak menguntungkan dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi suatu spesies.

Faktor Abiotik: Perubahan Iklim

Salah satu perhatian utama dalam lingkungan adalah perubahan iklim yang terlihat sebagai akibat dari peningkatan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, di atmosfer. Perubahan iklim ini merupakan faktor abiotik yang berdampak signifikan pada berbagai spesies. Misalnya, lapisan es yang menyusut – yang disebabkan oleh peningkatan suhu di daerah kutub – telah membatasi jangkauan perburuan beruang kutub, yang berburu anjing laut di es laut. Jika lapisan es terus mencair, beruang kutub harus beradaptasi atau akan punah.

Faktor Abiotik: Hujan Asam

Faktor abiotik buatan manusia lainnya adalah peningkatan hujan asam. Gas, seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida, dilepaskan ke atmosfer oleh industri yang membakar bahan bakar fosil, termasuk batu bara dan minyak. Gas-gas ini bereaksi dengan air dan oksigen di atmosfer untuk menciptakan hujan asam. Hujan asam dapat membunuh tumbuhan dan hewan. Populasi ikan di danau dan sungai dapat menurun karena meningkatnya keasaman air, pada tingkat pH rendah yang tidak berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh ikan.

Faktor Abiotik: Bencana Alam

Bencana alam – seperti gempa bumi, gunung berapi, kebakaran, badai, dan tsunami – dapat berdampak signifikan pada spesies. Bencana-bencana ini sulit diprediksi dan dapat sepenuhnya menghancurkan atau mengubah ekosistem selamanya. Spesies yang sudah terancam punah mungkin tidak dapat pulih dari hilangnya habitat atau populasi yang disebabkan oleh kekuatan ini. Dalam beberapa kasus, bencana alam dapat menciptakan hambatan dalam populasi berkembang biak, yang dapat mengakibatkan terbentuknya spesies baru saat mereka beradaptasi dengan lingkungan baru.

Faktor Biotik: Spesies Invasif

Manusia telah menjadi musafir di seluruh dunia, dan dalam banyak kasus dia telah membawa spesies baru ke negeri asing. Kadang-kadang, ini disengaja dan di lain waktu itu tidak disengaja. Spesies invasif , yang merupakan tumbuhan dan hewan yang bukan asli suatu ekosistem, dapat bersaing dengan spesies asli untuk mendapatkan sumber daya, seperti makanan, dan biasanya tidak memiliki predator alami untuk membatasi kemampuan mereka berkembang biak dan berkembang. Spesies invasif dapat memaksa keluar atau menyebabkan spesies asli punah.

Faktor Biotik: Persaingan

Semua makhluk hidup harus bersaing untuk mendapatkan sumber daya. Persaingan ekologi adalah ketika dua organisme (atau dua jenis organisme) bersaing satu sama lain untuk sumber daya yang sama untuk bertahan hidup dalam suatu lingkungan. Di beberapa ekosistem sumber daya ini dapat bervariasi dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh, populasi kelinci di hutan dapat tumbuh subur dalam satu tahun kemudian memiliki keturunan yang sangat sedikit di tahun berikutnya. Fluktuasi ini juga dapat mempengaruhi predator yang memakan mangsanya, seperti serigala, rubah, dan burung hantu. Predator ini harus menemukan sumber mangsa alternatif atau berisiko kelaparan dan kematian.

Suksesi Ekologis

Ketika perubahan faktor abiotik atau biotik mempengaruhi seluruh ekosistem, terjadi suksesi ekologis. Suksesi ekologi adalah ketika satu komunitas organisme, seperti tumbuhan atau hewan, digantikan oleh yang lain. Contohnya adalah kebakaran hutan. Api membakar spesies pohon yang ada di hutan dan memaksa keluar banyak spesies hewan. Rerumputan, pohon, dan hewan yang tumbuh kembali di area tersebut mungkin berbeda dari yang sebelum kebakaran. Faktor abiotik dan biotik yang tidak menguntungkan bagi satu kelompok tanaman dan hewan cocok untuk kelompok lain yang menggantikannya.

Tom Brakefield/Stockbyte/Getty Images

Related Posts