Perbedaan Antara Asap Industri & Asap Fotokimia –



Asap industri dan fotokimia adalah jenis polusi udara. Telah terjadi penurunan kualitas udara secara umum sejak awal Revolusi Industri, yang menyebabkan peningkatan pembakaran bahan bakar fosil untuk menyediakan energi. Kedua jenis kabut asap tersebut terbentuk akibat asap yang dikeluarkan dari proses industri. Namun, ada perbedaan antara kedua jenis tersebut.

Asap Industri

Kabut asap terjadi sebagai akibat partikel asap dari bulu industri bercampur dengan kabut. Campuran ini menghasilkan warna kuning kecokelatan di dekat permukaan tanah, seperti yang dijelaskan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS. Asap industri terbentuk ketika asap dan emisi belerang, dari pembakaran batu bara, bergabung dengan kabut, dalam kondisi yang tepat. Sementara pelepasan polutan udara dalam jumlah besar dapat membentuk kabut asap industri, faktor lain memiliki peran penting dalam tingkat keparahan wabah kabut asap. Pembalikan suhu yang terjadi pada siang hari dapat menjebak polutan udara di dekat permukaan Bumi, memperburuk produksi kabut asap, seperti yang ditunjukkan di situs web University of California di Berkeley.

Asap Fotokimia

Di zaman modern penggunaan bahan bakar fosil lainnya, tenaga nuklir dan energi terbarukan telah menyebabkan pengurangan penggunaan batu bara dan karena itu mengurangi tingkat asap industri, menurut David W. Brooks dari Universitas Nebraska-Lincoln. Namun, pembakaran bahan bakar fosil lainnya, seperti bensin oleh kendaraan bermotor dan industri, melepaskan polutan primer: senyawa organik yang mudah menguap dan nitrogen oksida, yang menyebabkan produksi asap fotokimia.

Kondisi Terbaik untuk Pembentukan Smog

Kabut asap umumnya menjadi masalah di kota-kota besar, di mana banyak mobil yang berbaris di jalanan melepaskan polutan utama yang menghasilkan kabut fotokimia. Selain itu, pusat industri di dalam dan di sekitar kota-kota besar berkontribusi terhadap perkembangan kedua jenis kabut asap tersebut. London dikenal memiliki masalah kabut asap industri selama awal 1950-an, sedangkan kota-kota seperti Los Angeles dan New York sering mengalami episode kabut asap fotokimia, menurut David W. Brooks dari Universitas Nebraska-Lincoln. Selain itu, masyarakat yang berada di lembah, dengan sirkulasi udara yang lebih sedikit, dapat melihat akumulasi polutan udara yang lebih besar daripada area terbuka.

Efek Kabut Asap

Selama bulan-bulan musim panas, pembentukan kabut fotokimia paling besar karena meningkatnya paparan sinar matahari. Ozon di permukaan tanah, komponen utama asap fotokimia, berbahaya bagi organisme hidup karena bereaksi dengan dan mengubah, atau menghancurkan, molekul lain, menurut EPA. Selain itu, paparan ozon yang berlebihan dapat mengurangi hasil panen dan pertumbuhan hutan. Pada manusia, paparan asap industri dan/atau fotokimia dapat menyebabkan masalah pernapasan.

Jupiterimages/Photos.com/Getty Images

Related Posts