Hasil Kebudayaan Masa Bercocok Tanam dan fungsinya



Seiring dengan berkembangnya tantangan kehidupan yang dihadapi, peradaban manusia purba dalam berbagai bidang pun mengalami perkembangan kemampuan berpikir mereka makin terasah untuk menjawab tantangan alam dengan bentuk-bentuk kebudayaan yang baru.

Kemampuan untuk menjawab tantangan antara lain ditandai dengan kemampuan mereka memperoleh makanan dengan cara becocok tanam. Masa bercocok tanam adalah masa dimana manusia purba mulai bisa menanam tanamannya sendiri setelah masa berburu. Masa ini mulai diterapkan sistem barter, mulai berinteraksi sosial (bekerja sama) dan kepercayaannya adalah kepada roh-roh leluhur.

Pola hidup sosial ekonomi yang terus berkembang tidak bisa dipisahkan dari kemampuan mereka dalam hal budaya. Pada masa bercocok tanam, perkembangan budaya dapat dilihat dari sisi peralatan yang dihasilkan, tradisi lisan, maupun rohani. Corak kehidupan budayanya seperti berikut :

  1. Membuat peralatan dari batu yang sudah halus dan memperhatikan sisi keindahan, dengan hasil utamanya adalah kapak lonjong dan kapak persegi,
  2. Dalam berkomunikasi mereka lebih maju dalam penggunaan bahasa,
  3. Membuat rumah-rumah panggung sebagai tempat tinggal. Pemilihan rumah panggung sebagai upaya menghindari serangan binatang buas
  4. Telah mampu membuat peralatan dari tanah liat.

Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam makin bertambah pesat. Hal ini dikarenakan manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik. Peninggalan-peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam makin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun logam.

Ciri-ciri masa bercocok tanam

  1. Alat-alat batu yang digunakan umumnya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata panah.
  2. Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu tempat.
  3. Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
  4. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak, dan sebagainya.
  5. Masyarakat mulai mengenalsistembarter (tukar menukar barang dengan barang).
  6. Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintasair.
  7. Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
  8. Tumbuh kepercayaan animisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib).

Alat-alat yang dihasilkan Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam :

Beliung persegi

Beliung persegiPeralatan batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam. Bentuknya mirip cangkul, namun tidak sebesar dan selebar cangkul zaman sekarang. Fungsinya digunakan untuk mengolah kayu, misalnya untuk membuat rumah dan perahu. Beliung persegi ditemukan hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Adapun penemuannya diluar wilayah Indonesia yaitu di Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara. Beliung persegi terbuat dari batu api.

Kapak lonjong

Kapak lonjongKapak lonjong terbuat dari batu kali yang warnanya kehitaman. Kapak lonjong juga dapat dibuat dari jenis batu nefrit yang berwarna hijau tua yang diperoleh dari segumpal batu yang diserpih atau dari kerakal yang sudah sesuai bentuknya.
Setelah permukaan batu itu diratakan, selanjutnya diasah sampai halus. Kapak lonjong kecil fungsinya sebagai benda wasiat. Kapak lonjong besar fungsinya sebagai cangkul untuk menggarap ladang/sawah dan sebagai kapak biasa. Kapak-kapak lonjong untuk keperluan upacara saja.

Mata panah

Mata panahMerupakan salah satu dari perlengkapan berburu maupun menangkap ikan. Mata panah untuk menangkap ikan dibuat bergerigi seperti mata gergaji dan umumnya dibuat dari tulang. Sisi-sisi mata panah dari zaman kehidupan bercocok tanam berhasil ditemukan didalam gua-gua yang ada di pinggir sungai. Kemungkinan juga ada mata panah yang dibuat dari kayu seperti yang masih digunakan oleh penduduk asli Papua. Daerah yang banyak ditemukan mata panah ini adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

GERABAH

GERABAHPada tahap kehidupan bercocok tanam di persawahan atau masa bercocok tanam tingkat lanjut, pembuatan gerabah mengalami kemajuan dan ragamnya pun bertambah banyak. Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Gerabah fungsinya digunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Contoh : sebagai tempat air, alat untuk masak, tempat menyimpan makanan, untuk menyimpan perhiasan dan sebagai aksesoris untuk upacara keamanan dan ritual, misalnya untuk tempayan dan sebagai bekal kubur.

Perhiasan

PerhiasanPada masa kehidupan bercocok tanam telah dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat perhiasan seperti tanah liat, batu kalsedon, batu agat, batu yaspur yang berwarna kuning; putih; cokelat; merah;  serta kulit kerang.

Related Posts