6 Efek Merugikan Utama dari Polusi Air



Beberapa dampak buruk pencemaran air adalah sebagai berikut:

Pencemaran air berdampak buruk bagi kesehatan dan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air yang tercemar juga berbahaya bagi pertanian karena berdampak buruk pada tanaman dan kesuburan tanah. Pencemaran air laut merusak kehidupan laut.

Sumber Gambar: theinnovationdiaries.com/wp-content/uploads/2011/12/how–humans.jpg

1. Aspek Kesehatan Kualitas Air:

Konsumsi air yang tercemar merupakan penyebab utama kesehatan yang buruk di India. Air yang tercemar menyebabkan beberapa penyakit mematikan seperti kolera, disentri, diare, tuberkulosis, penyakit kuning, dll. Sekitar 80 persen penyakit perut di India disebabkan oleh air yang tercemar.

2. Pengaruh Pencemaran Organik terhadap Kualitas Air:

Semua bahan organik dapat diuraikan atau didekomposisi oleh mikroba dan aktivitas biologis lainnya (biodegradasi). Organik dan beberapa senyawa anorganik menunjukkan permintaan oksigen biokimia (BOD) karena oksigen digunakan dalam proses degradasi.

Oksigen merupakan kebutuhan dasar dari hampir semua kehidupan akuatik. Kehidupan akuatik sangat terpengaruh jika oksigen yang cukup tidak tersedia di dalam air. Sumber pencemaran organik yang khas adalah limbah dari sumber domestik dan hewan, limbah industri dari pengolahan makanan, pabrik kertas, penyamakan kulit, penyulingan, gula dan industri berbasis agro lainnya.

3. Pengaruh Nutrisi Terhadap Kualitas Air:

Air mendukung kehidupan akuatik karena adanya nutrisi di dalamnya. Di sini fokus utama adalah pemupukan bahan kimia seperti nitrat dan fosfat. Meskipun ini penting untuk pertumbuhan tanaman, terlalu banyak nutrisi mendorong kehidupan tanaman yang meluap-luap dan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang disebut ‘entrofikasi’.

Hal ini dapat terjadi baik pada tingkat mikroskopis berupa alga maupun tingkat makroskopis berupa gulma air. Nitrat dan fosfat disumbangkan oleh limbah, limpasan pertanian dan limpasan dari daerah pemukiman yang tidak memiliki saluran pembuangan.

4. Pengaruh Padatan Terlarut Tinggi (TDS) pada Kualitas Air:

Air adalah pelarut terbaik dan dapat melarutkan berbagai macam zat yang bersentuhan dengannya. Jumlah padatan terlarut merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan kesesuaiannya untuk keperluan minum, irigasi dan industri. Secara umum, perairan dengan total padatan terlarut kurang dari 500 mg/liter paling cocok untuk keperluan minum.

Jumlah padatan terlarut yang lebih tinggi dapat menyebabkan gangguan proses fisiologis dalam tubuh manusia. Padatan terlarut merupakan kriteria yang sangat penting untuk irigasi. Hal ini disebabkan fakta padatan terlarut terakumulasi di tanah yang mengakibatkan salinisasi tanah.

Dengan cara ini membuat lahan pertanian menjadi tidak produktif. Padatan terlarut berbahaya bagi industri juga karena membentuk kerak, menyebabkan pembusaan pada boiler, mempercepat korosi dan mengganggu warna dan rasa banyak produk jadi.

5. Pengaruh Polutan Beracun Terhadap Kualitas Air:

Polutan beracun terutama terdiri dari logam berat, pestisida, dan polutan xenobiotik individu lainnya. Kemampuan badan air untuk mendukung kehidupan akuatik, serta kesesuaiannya untuk kegunaan lain bergantung pada banyak elemen jejak. Beberapa logam misalnya, Mn, Zn dan Cu hadir dalam jumlah kecil yang penting bagi kehidupan karena membantu dan mengatur banyak fungsi fisiologis tubuh. Namun, beberapa logam menyebabkan efek toksikologi yang parah pada kesehatan manusia dan ekosistem air.

6. Pengaruh Pelepasan Termal terhadap Kualitas Air:

Pembuangan air pendingin dari operasi industri dan komersial umumnya memanaskan lingkungan perairan. Organisme dapat menjadi stres secara fisiologis atau bahkan mungkin terbunuh saat terkena air panas. Jika pemanas air ditambah dengan panasnya musim panas, dampaknya terhadap lingkungan air bisa menjadi bencana.

Pencemaran termal juga menyebabkan penurunan driving force atau oksigenasi yang secara langsung dapat membunuh biota perairan melalui asfiksia. Jika polutan beracun ada di lingkungan akuatik, polusi termal dapat meningkatkan toksisitasnya terhadap kehidupan akuatik. Ketersediaan hayati banyak polutan juga dapat meningkat karena polusi termal, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan akuatik.

Related Posts