Perbedaan antara Warisan Kualitatif dan Warisan Kuantitatif



Perbedaan Warisan Kualitatif dan Warisan Kuantitatif adalah sebagai berikut !

Ini adalah jenis pewarisan di mana satu gen dominan memengaruhi sifat yang lengkap. Kehadiran dua gen dominan tersebut tidak mengubah fenotipe.

Gambar milik: uskupsnyder.org/blogs/bjsapbiology/wp-content/uploads/2012/08/polygenetics1.jpg

Gen-gen di mana alel dominan mengekspresikan sifat lengkap disebut monogen, misalnya TT atau Tt untuk tinggi badan pada kacang polong. Warisan kualitatif ­menghasilkan semacam variasi sifat terputus-putus pada keturunannya, misalnya tinggi atau kerdil. Bentuk perantara atau variasi sifat kontinu tidak diproduksi.

Warisan Kuantitatif (Warisan Poligenik):

Ini adalah jenis pewarisan yang dikendalikan ­oleh satu atau lebih gen di mana alel dominan memiliki efek kumulatif dengan masing-masing alel dominan mengekspresikan bagian atau unit sifat, sifat penuh hanya ditampilkan ketika semua alel dominan hadir.

Gen yang terlibat dalam pewarisan kuantitatif disebut poligen. Oleh karena itu, pewarisan kuantitatif juga disebut pewarisan poligenik. Itu juga disebut sebagai pewarisan faktor berganda. Beberapa contoh pewarisan kuantitatif adalah warna biji pada gandum, panjang tongkol pada Jagung, warna kulit pada manusia, kecerdasan manusia, hasil susu dan daging pada hewan, tinggi pada manusia dan beberapa tanaman, hasil tanaman termasuk ukuran, bentuk dan jumlah biji atau buah per tanaman.

Poligen didefinisikan sebagai gen di mana satu alel dominan hanya mengontrol unit atau ekspresi kuantitatif parsial dari suatu sifat. Ini juga disebut sebagai gen di mana alel dominan secara individual menghasilkan sedikit efek pada fenotipe tetapi dengan adanya alel dominan lain yang serupa mengontrol ekspresi kuantitatif suatu sifat karena efek kumulatif. Karenanya, poligen juga disebut gen kumulatif.

Sifat-sifat yang dikendalikan oleh pewarisan kuantitatif kadang-kadang dikenal sebagai sifat metrik karena dapat diukur dalam satuan ukuran, tinggi, berat, atau jumlah. Pewarisan kuantitatif selanjutnya dicirikan dengan munculnya bentuk peralihan (‘variasi kontinu’) di antara tipe induk. Di sini persilangan antara dua tetua pembiakan murni tidak menghasilkan sifat dominan dari satu tetua melainkan sifat perantara yang diperlihatkan.

pada generasi F2 selain kedua tipe tetua tersebut terdapat beberapa tipe peralihan yang menghubungkan kedua sifat tetua tersebut. Karena yang terakhir, pewarisan kuantitatif juga disebut pewarisan campuran. Alel poligenik dominan yang berkontribusi pada ekspresi ­sifat disebut alel kontributor sedangkan alel poligenik resesif dikenal sebagai alel non kontributor.

Warisan Kuantitatif:

Pewarisan kuantitatif atau poligenik pertama kali dipelajari oleh J. Kolreuter (1760) dalam hal tinggi badan pada tembakau dan F. Galton (1883) dalam hal tinggi badan dan kecerdasan pada manusia. Nilsson-Ehle (1908) memperoleh bukti eksperimental pertama dari pewarisan poligenik dalam kasus warna kernel pada gandum. Pewarisan poligenik terjadi pada tinggi tanaman, hasil panen, produksi susu, tinggi kecerdasan dan warna kulit pada manusia. Mudah dipengaruhi oleh lingkungan dapat diketahui dari distribusi frekuensi fenotipnya. Dalam pewarisan monogenik atau kualitatif, fenotipnya adalah dua (3: 1) untuk pasangan gen tunggal dan 4 (9: 3: 3: 1) untuk dua pasang gen.

Dalam pewarisan poligenik atau kuantitatif, jumlah fenotipe adalah 3 (1: 2: 1) dalam kasus satu pasangan poligen, 5 (1: 4: 6: 4: 1) dalam kasus dua pasangan poligen dan 7 (1: 6: 15: 20: 15: 6: 1) ketika tiga pasang poligen terlibat. Jadi kita melihat bahwa jumlah tipe perantara bertambah dengan bertambahnya jumlah poligen tetapi jumlah tipe parental tetap sama (2 dalam kasus di atas). Kemungkinan asal poligen adalah:

(i) Duplikasi bagian kromosom

(ii) Poliploidi atau peningkatan jumlah kromosom

(iii) Mutasi menghasilkan gen yang memiliki efek serupa.

Related Posts