Teori Mutasi: Teori Mutasi Evolusi oleh Hugo De vries’



Baca artikel ini untuk mempelajari tentang teori mutasi evolusi oleh Hugo De Vries’!

Hugo de Vries (1848—1935), seorang ahli botani Belanda, salah satu penemu independen Mendelisme, mengemukakan pandangannya mengenai pembentukan spesies baru pada tahun 1901. Ia juga menemui beberapa keberatan yang ditemukan dalam teori Darwin.

Sumber gambar : farm4.staticflickr.com/3633/3405456690_183cd473f1_o.jpg

Menurutnya, spesies baru tidak terbentuk dari variasi yang terus-menerus tetapi dengan munculnya variasi secara tiba-tiba, yang disebutnya sebagai mutasi. Hugo de Vries menyatakan bahwa mutasi dapat diwariskan dan bertahan dalam generasi berikutnya.

Eksperimen yang Dilakukan oleh Hugo de Vries:

Dia melakukan eksperimennya pada Oenothera Lamarckian, (Evening Primrose) dan menemukan beberapa jenis yang menyimpang. Ketika O. Lamarckian diserbuki sendiri dan bijinya dibiarkan tumbuh, sebagian besar tanaman F 1 mirip dengan tetuanya, tetapi beberapa tanaman berbeda.

Tumbuhan yang berbeda juga melakukan penyerbukan sendiri dan ketika benihnya disemai, sebagian besar tanamannya mirip dengan induknya sementara beberapa masih merupakan tanaman yang berbeda dan ini berlanjut dari generasi ke generasi. Tumbuhan ini tampaknya merupakan spesies baru, Hugo de Vries menyarankan dari eksperimennya bahwa tipe baru dari karakteristik yang diwariskan dapat muncul tiba-tiba tanpa ada indikasi sebelumnya tentang kehadiran mereka dalam ras.

Hugo de Vries percaya bahwa mutasi menyebabkan evolusi dan bukan variasi kecil yang diwariskan seperti ­yang disebutkan oleh Darwin. Mutasi bersifat acak dan tidak terarah sedangkan variasi Darwin kecil dan terarah. Menurut Darwin, evolusi berlangsung bertahap sementara Hugo de Vries percaya bahwa mutasi menyebabkan pembentukan spesies dan karenanya dikenal sebagai saltasi (mutasi besar satu langkah).

Fitur yang menonjol dari Teori Mutasi:

Berdasarkan pengamatan di atas, Hugo de Vries (1901) mengemukakan teori evolusi yang disebut teori mutasi. Teori tersebut menyatakan bahwa evolusi adalah proses tersentak-sentak di mana varietas dan spesies baru terbentuk melalui mutasi (variasi terputus-putus) yang berfungsi sebagai bahan baku evolusi. Fitur yang menonjol dari teori mutasi adalah:

  1. Mutasi atau variasi terputus-putus adalah bahan mentah evolusi.
  2. Mutasi muncul secara tiba-tiba. Mereka segera beroperasi.
  3. Tidak seperti variasi atau fluktuasi Darwin yang terus-menerus, mutasi tidak berkisar pada karakter rata-rata atau normal dari spesies.
  4. Jenis mutasi yang sama dapat muncul pada sejumlah individu suatu spesies.
  5. Semua mutasi dapat diwariskan.
  6. Mutasi muncul ke segala arah yang bisa dibayangkan.
  7. Mutasi yang bermanfaat dipilih oleh alam. Mutasi mematikan dihilangkan. Namun, yang tidak berguna dan kurang berbahaya dapat bertahan di keturunannya.
  8. Akumulasi variasi menghasilkan spesies baru. Terkadang spesies baru ­dihasilkan dari satu mutasi.
  9. Evolusi adalah proses yang tersentak-sentak dan terputus-putus.

Poin yang Mendukung Teori Mutasi:

(1) Mutasi sebenarnya adalah sumber dari semua variasi dan karenanya menjadi sumber utama evolusi.

(2) Teori mutasi dapat menjelaskan evolusi progresif dan retrogresif.

(3) Karena rasio mutasi tidak sama pada semua individu ­dan bagiannya, teori mutasi dapat menjelaskan terjadinya bentuk yang berubah dan tidak berubah.

(4) Sejumlah mutasi telah muncul di masa lalu.

Mutasi juga diinduksi.

Mereka telah melahirkan varietas baru.

(a) Domba Ancon (Gbr. 7.49) adalah varietas berkaki pendek yang muncul tiba-tiba di Massachusetts pada tahun 1791.

(b) Sapi Tanpa Tanduk dikembangkan sebagai mutasi dari sapi rumahan pada tahun 1889.

(c) Mutasi tunggal ­dapat memunculkan varietas baru bahkan spesies tanaman, misalnya Apel Lezat, Cicer gigas, Noval Orange, Bunga Matahari Merah,

(d) Kucing tak berbulu dan kucing berjari ganda ­berkembang melalui mutasi.

Poin terhadap Teori Mutasi (Kritik terhadap Teori Mutasi):

(1) Oenothera lamarckiana dari Hugo de Vries bukanlah tanaman normal tetapi bentuk heterozigot kompleks dengan penyimpangan kromosom.

(2) Mutasi alami tidak umum
seperti yang dipikirkan Hugo de Vries.

(3) Sebagian besar mutasi bersifat negatif atau retrogresif ­.

(4) Mutasi umumnya bersifat resesif sedangkan sifat-sifat yang ikut serta dalam evolusi biasanya bersifat dominan.

(5) Teori mutasi tidak dapat secara memuaskan menjelaskan perkembangan mimikri, saling ketergantungan bunga dan serangga penyerbuk.

(6) Teori ini tidak menjelaskan peran alam.

Signifikansi Teori Mutasi Hugo de Vries:

Teori ini memberikan perhatian langsung pada mutasi. Tetapi kemudian dianggap bahwa evolusi tidak dapat terjadi hanya dengan mutasi. Seleksi alam dan isolasi mutan juga penting untuk evolusi.

Related Posts