3 Fase Penerapan Model Rekayasa Ulang Proses Bisnis



Model Rekayasa Ulang Proses disusun sekitar tiga fase yaitu: (i) Perencanaan, (ii) Perancangan dan (iii) Implementasi!

Tidak ada satu-satunya cara yang “benar” untuk mendekati rekayasa ulang proses. Tapi kita bisa menggunakan pedoman untuk mendekati upaya rekayasa ulang proses kita. Model rekayasa ulang proses yang diilustrasikan dalam tampilan 6.3 memberi kita pedoman yang akan membuka jalan bagi upaya rekayasa ulang kita.

Masing-masing dari ketiga fase tersebut berisi langkah-langkah utama yang memberikan arahan menuju upaya yang lebih efektif. Tiga fase dan langkah-langkah utamanya tercantum dalam Kotak 6.1

Fase Satu: Fase Perencanaan:

Mencermati proses yang akan direkayasa ulang. Persyaratan untuk proses “baru” diramalkan dengan berfokus pada kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan, menganalisis apa yang saat ini dicapai oleh proses lama, menciptakan visi tentang apa yang akan dicapai oleh proses yang direkayasa ulang dan memusatkan perhatian pada perbedaan antara keduanya. Pada akhir fase ini, tim reengineering harus memiliki pemahaman yang baik tentang realitas. Jika perencanaan menghasilkan keinginan yang besar untuk berubah, tim reengineering akan memproses ke tahap berikutnya.

Fase Dua: Fase Desain:

Fase ini melibatkan perancangan proses yang direkayasa ulang yang dimulai dengan pemetaan aktual dari proses baru dan berlanjut ke pengembangan rencana manajemen perubahan. Di antara dua langkah ini, pekerjaan didefinisikan ulang dan didesain ulang, memperhatikan dengan cermat teknologi yang tersedia dan mempertimbangkan sumber daya organisasi.

Fase Tiga: Fase Implementasi:

Fase ini melibatkan penerapan proses yang direkayasa ulang. Proses baru diuji dan keberhasilannya diukur. Suasana peningkatan proses berkelanjutan dipromosikan di mana karyawan berusaha untuk melakukan perbaikan yang membuat perbedaan bagi pelanggan.

Related Posts