6 Langkah Proses Evaluasi Karyawan



Proses evaluasi karyawan melibatkan enam langkah berikut:

  1. Tetapkan standar kinerja
  2. Komunikasikan ekspektasi kinerja kepada karyawan Mengukur kinerja aktual
  3. Bandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditetapkan.
  4. Diskusikan penilaian dengan karyawan
  5. Lakukan tindakan korektif jika perlu

Sumber Gambar : yourmovetp.com/wp-content/uploads/evaluation.jpg

Proses evaluasi diawali dengan penetapan standar kinerja. Pada saat pekerjaan dirancang dan deskripsi pekerjaan dirumuskan, standar kinerja harus dikembangkan untuk posisi tersebut. Standar kinerja ini harus jelas dan cukup obyektif untuk dipahami dan diukur.

Setelah standar kinerja ditetapkan, ekspektasi ini perlu dikomunikasikan. Seharusnya tidak menjadi bagian dari pekerjaan karyawan untuk menebak apa yang diharapkan darinya. Komunikasi akan efektif ketika transfer informasi telah terjadi dan telah diterima dan dipahami.

Langkah ketiga dalam proses evaluasi adalah pengukuran kinerja. Untuk menentukan apa kinerja sebenarnya, perlu untuk memperoleh informasi tentangnya.

Pengamatan pribadi, laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis adalah sumber informasi yang umum. Apa yang diukur lebih penting daripada cara pengukurannya, karena pemilihan kriteria yang salah dapat mengakibatkan konsekuensi disfungsional.

Kriteria yang kami pilih untuk mengukur kinerja harus mewakili kinerja seperti yang dinyatakan dalam dua langkah pertama. Langkah keempat dalam proses evaluasi adalah membandingkan kinerja aktual dengan standar.

Di sini kita akan mencatat penyimpangan kinerja aktual dari kinerja standar. Langkah selanjutnya dalam proses evaluasi adalah menyajikan penilaian yang akurat kepada bawahan dan kemudian membuat bawahan menerima penilaian tersebut dengan cara yang konstruktif.

Kesan yang diterima bawahan tentang penilaiannya berdampak pada kinerja selanjutnya. Menyampaikan kabar baik jauh lebih mudah bagi manajer dan bawahan daripada ketika kinerja di bawah ekspektasi. Dalam konteks ini, pembahasan evaluasi dapat memiliki konsekuensi motivasional yang negatif maupun positif.

Langkah terakhir dalam proses evaluasi adalah inisiasi tindakan korektif bila diperlukan. Tindakan korektif terdiri dari dua jenis.

Yang satu langsung dan terutama berurusan dengan gejala dan yang lainnya mendasar. Tindakan korektif segera sering digambarkan sebagai “memadamkan api” sementara tindakan korektif dasar sampai ke sumber penyimpangan dan berupaya menyesuaikan perbedaan secara permanen.

Related Posts