Item Modal dan Pendapatan dalam Akuntansi (6 Jenis)



Alokasi item modal dan item pendapatan yang tepat penting untuk prinsip dasar akuntansi yang benar. Tidak mudah untuk memberikan aturan yang tepat untuk mengalokasikan item modal dan item pendapatan. Untuk memahaminya, seseorang harus mengetahui prinsip-prinsip yang benar yang mengatur alokasi antara modal dan pendapatan.

Berikut ini adalah jenis-jenis pos modal dan pendapatan dalam akuntansi:

  1. Penerimaan Modal
  2. Penerimaan Pendapatan
  3. Modal Keuntungan
  4. Pendapatan Keuntungan
  5. Kerugian Modal
  6. Kerugian Pendapatan

(A) Penerimaan Modal:

Penerimaan Modal adalah jumlah yang diterima dalam bentuk pinjaman tambahan Modal (dengan menerbitkan saham) atau dengan hasil penjualan aset tetap. Penerimaan Modal ditampilkan di Neraca.

(B) Penerimaan Pendapatan:

Penerimaan Pendapatan adalah jumlah yang diterima dalam kegiatan usaha biasa. Ini adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dagangan, atau dalam bentuk diskon, komisi, bunga, biaya transfer dll. Pendapatan yang diterima dari penjualan kertas bekas, kotak kemasan dll juga merupakan penerimaan pendapatan. Penerimaan Pendapatan ­ditunjukkan dalam Akun Laba Rugi.

(C) Laba Modal:

Keuntungan modal diperoleh sebagai hasil dari penjualan beberapa aset tetap atau sehubungan dengan peningkatan modal untuk perusahaan. Misalnya tanah yang dibeli oleh bisnis seharga Rs 2, 00.000 dijual seharga Rs. 2, 50.000. Rs 50.000 adalah laba yang bersifat kapital. Contoh lain, misalkan sebuah perusahaan menerbitkan sahamnya dengan nilai nominal Rs 100 untuk masing-masing Rs 110, yaitu penerbitan saham dengan premi, premi atas saham yaitu Rs 10 adalah keuntungan modal. Laba tersebut (a) ditransfer ke Rekening Modal atau (b) ditransfer ke Rekening Cadangan Modal. Jumlah ini digunakan untuk memenuhi kerugian modal. Cadangan Modal ­muncul di Neraca sebagai kewajiban.

(D) Keuntungan Pendapatan:

Pendapatan Laba diperoleh dalam kegiatan bisnis biasa. Keuntungan pendapatan muncul di Akun Laba Rugi. Misalnya, keuntungan dari penjualan barang, pendapatan dari investasi, diskon yang diterima, Bunga yang Diperoleh, dll.

(E) Kerugian Modal:

Kerugian modal terjadi saat menjual aset tetap atau meningkatkan modal saham. Sebuah bangunan yang dibeli seharga Rs 2.00.000 dijual dengan harga Rs 1.50.000. Rs 50.000 adalah kerugian modal. Saham dengan nilai nominal Rs 100 diterbitkan dengan harga Rs 95, yaitu diskon Rs 5. Jumlah diskon merupakan kerugian modal.

Capital Loss tidak ditampilkan di Akun Untung dan Rugi. Mereka ditampilkan di sisi aset Neraca. Ketika Capital Profit muncul, Capital loss secara bertahap dihapuskan terhadapnya. Jika kerugian modal sangat besar, biasanya disebar selama beberapa tahun dan jumlah proporsional dibebankan ke Akun Laba Rugi setiap tahun.

Jumlah saldo ditampilkan di Neraca sebagai aset dan dihapuskan di tahun-tahun mendatang. Jika kerugian dapat dikelola, mereka didebit ke Akun Laba Rugi pada tahun yang sama.

(F) Kerugian Pendapatan:

Kerugian pendapatan muncul selama kegiatan bisnis normal. Misalnya, penjualan barang, kerugian mungkin terjadi. Kerugian tersebut didebet dalam Rekening Laba Rugi.

Related Posts