3 Faktor Pencipta Sumber Daya Teratas (Dengan Diagram)



Artikel ini menyoroti tiga faktor penghasil sumber daya teratas. Faktor tersebut adalah: 1. Alam 2. Budaya 3. Manusia.

Faktor Pencipta Sumber Daya # 1. Sifat:

Alam menetapkan batasan di mana manusia dapat mengembangkan seninya untuk memuaskan keinginannya — menurut ­konsep Zimmermann ini, alam adalah gudang dari semua sumber daya alam atau berwujud. Karunia alam yang cuma-cuma, bagaimanapun, jarang digunakan oleh umat manusia dalam bentuknya yang tidak berubah. Tetapi hampir semua jenis benda berwujud merupakan produk alam baik langsung maupun tidak langsung.

Fungsi sumber daya alam terkait dengan kemampuan umat manusia. Anugerah ­alam, misalnya, tanah, badan air, iklim — bersama-sama, seperti juga kemampuan umat manusia, adalah kekuatan penting dari penciptaan sumber daya.

Faktor Pencipta Sumber Daya # 2. Budaya:

Jika manusia dan alam adalah penyebabnya, budaya atau produk akhir adalah akibatnya. Dengan demikian, budaya disebut sebagai produk bersama antara manusia dan alam. Alam dan manusia adalah dua hal yang paling penting ­, hasilnya adalah budaya. Perkembangan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, ledakan industri, praktik agraria, bersama-sama membentuk budaya.

Semua aktivitas manusia, secara langsung atau tidak ­langsung, dipengaruhi oleh praktik budaya, yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain.

Budaya tidak statis dan juga tidak terbatas pada tempat tertentu. Perkembangan ekonomi suatu ­daerah sangat dipengaruhi oleh kebudayaannya. Masyarakat India abad ke-17, karena bentuknya yang keras kepala dan statis mempertahankan status quo budaya dan menghambat perkembangan ekonomi. Mobilitas ekonomi tergantung pada dinamisme budaya.

Faktor Pencipta Sumber Daya # 3. Pria:

Di antara tiga faktor pencipta sumber daya alam, budaya dan manusia, tidak diragukan lagi manusia adalah faktor kunci atau kekuatan penting untuk penciptaan sumber daya. Interaksi ‘manusia’ entitas dinamis ini dengan lingkungannya menghasilkan sumber daya. Manusia—dengan rasionalitas, kebijaksanaan, dan kebutuhannya, mengubah hal-hal netral menjadi sumber daya. Isinya dua aspek: kualitatif dan kuantitatif.

Tentu saja aspek kualitatif adalah yang paling penting. Tenaga kerja unggul kualitatif dapat memanfaatkan lebih banyak sumber daya, meskipun jumlahnya rendah. Di sisi mereka, jika jumlah tenaga kerja tinggi tetapi kualitasnya rendah, produk akhir akan lebih rendah dan sumber daya akan kurang dimanfaatkan.

Ini telah terjadi di Australia, Antartika, dan, sampai batas tertentu, di wilayah sub-kutub di belahan bumi utara dan wilayah hutan hujan khatulistiwa di dunia.

Related Posts