Geografi: Disiplin Sintesis (Dengan Diagram)



Geografi: Disiplin Sintesis!

Sering dikatakan bahwa geografi tidak memiliki bidang studinya sendiri.

Itu tidak memiliki hukumnya dan dengan demikian melanggar batas disiplin ilmu lain. Beberapa ahli geografi berpendapat bahwa materi pelajaran geografi sebagian besar dibagi dengan disiplin ilmu lain. Beberapa orang lain berpendapat bahwa meskipun pokok bahasan geografi bersifat eksklusif, hanya ahli geografi yang mempelajari tempat. Namun, ada konsensus tentang definisi yang diberikan oleh Ackerman. Ackerman menegaskan bahwa pendekatan mendasar dalam geografi “adalah pembedaan isi ruang di permukaan bumi dan analisis ruang dalam alam semesta yang sama”.

Untuk mengatasi kontroversi materi pelajaran geografi, Fenneman pada tahun 1919 menyiapkan model yang menunjukkan keliling geografi. Model Fenneman ditunjukkan pada Gambar 10.2.

Dapat dicatat dari Gambar 10.2 bahwa ilmu saling tumpang tindih dan bahwa masing-masing zona yang tumpang tindih, yang juga mewakili cabang geografi yang terspesialisasi dan sistematis, sama-sama dimiliki oleh beberapa ilmu lainnya. Misalnya, ahli geologi berurusan dengan batuan, ahli botani dengan tumbuhan, ahli meteorologi dengan iklim, ahli demografi dengan kondisi populasi, dan ekonom dengan kondisi ekonomi.

Studi semacam itu, sayangnya, gagal mempertimbangkan keseluruhan interaksi antara fenomena. Ini adalah geografi yang berurusan dengan interaksi keseluruhan dari fenomena biotik dan abiotik dalam ruang dan waktu dengan pendekatan antroposentris. Bola tempat atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer bertemu adalah wilayah tempat para ahli geografi mempelajari hubungan manusia-alam. Dengan demikian, geografi memiliki bidang studinya sendiri yang mungkin tampak bersifat perambahan terhadap disiplin ilmu lain. Karena kekhasan inilah geografi dianggap sebagai ilmu sintesis. Para ahli geografi mencoba mensintesis fenomena fisik dan manusia di dalam suatu area atau wilayah. Model dan hukum yang dirumuskan dalam geografi umum diuji oleh mereka dalam studi regional.

Konsep geografi sebagai ilmu sintesis regional tidak terlalu tua. Ahli geografi Inggris dan Amerika melakukan latihan keras untuk menentukan tujuan, ruang lingkup dan sifat geografi. Sebelum munculnya ‘revolusi kuantitatif’ geografi dulu dianggap sebagai “teori pendek dan fakta panjang”. Terlepas dari definisi ini, perumusan teori dalam geografi sangat penting. Dalam kata-kata Burton, teori “menyediakan saringan yang melaluinya berjuta fakta diurutkan, dan tanpanya fakta tetap menjadi tumpukan yang tidak berarti”.

Related Posts