Penjelasan dalam Geografi untuk Menjelaskan Hukum Umum dan Hukum Empiris



Penjelasan dalam geografi untuk menjelaskan hukum-hukum umum dan empiris adalah sebagai berikut: (i) Deskripsi Kognitif (ii) Analisis Morfometri (iii) Analisis Sebab Akibat (iv) Analisis Temporal (v) Analisis Fungsional dan Ekologis.

Dalam geografi, di mana penjelasan telah dicoba, ini cenderung bersifat ad hoc dan tidak ilmiah.

Hal ini telah diperiksa dengan cermat oleh Harvey, yang memberikan penjelasan berikut. Harvey mengakui enam bentuk penjelasan ilmiah, meliputi pernyataan metodologis dan generalisasi dari studi empiris.

Penjelasan dalam geografi yang dikemukakan oleh Harvey untuk menjelaskan hukum-hukum umum dan empiris adalah sebagai berikut:

(i) Deskripsi Kognitif:

Di bawah deskripsi kognitif termasuk pengumpulan, pemesanan, dan klasifikasi data. Tidak ada teori yang boleh secara eksplisit terlibat dalam prosedur semacam itu, tetapi penting untuk dicatat bahwa teori semacam itu tersirat. Dengan demikian, klasifikasi melibatkan semacam gagasan apriori tentang struktur dan gagasan ini benar-benar merupakan teori primitif. Pada tahap awal pengembangan suatu disiplin, asumsi teoretis seperti itu mungkin tidak berbentuk dan tidak jelas.

(ii) Analisis Morfometrik:

Analisis morfometrik adalah jenis deskripsi kognitif. Ini melibatkan bahasa ruang-waktu daripada bahasa properti. Analisis morfometri dengan demikian menyediakan kerangka kerja di mana ahli geografi memeriksa bentuk dan bentuk di ruang angkasa. Analisis morfometrik dapat mengarah pada jenis model prediksi dan simulasi tertentu. Dalam analisis ini penekanannya adalah pada pengukuran sedangkan kajian morfologi lanskap biasanya berbentuk deskripsi kognitif. Teori lokasional dan tempat sentral adalah hasil dari jenis analisis ini. Prediksi geometris seperti ini semakin penting dalam geografi.

(iii) Analisis Sebab Akibat:

Analisis sebab akibat berkembang dari asumsi bahwa sebab-sebab sebelumnya dapat menjelaskan fenomena yang diamati. Kami mencari hubungan sebab akibat yang, dalam bentuknya yang paling sederhana, dari jenis “penyebab A mengarah ke efek B”. Ini menyiratkan bahwa penyebab B tidak dapat menyebabkan hasil A. Hukum kausal dapat ditemukan dengan metode deduktif hipotetis, atau lebih sederhana, dengan membandingkan data dari fenomena yang berbeda di suatu wilayah.

Dengan membandingkan peta yang menunjukkan wilayah tanah bumi hitam di India (Maharashtra, Gujarat, dan Madhya Pradesh Barat), dengan peta yang menunjukkan konsentrasi kapas dan pola hasilnya, kita dapat sampai pada hasil bahwa ada hubungan erat antara tanah hitam- tanah bumi dan jumlah output kapas. Dari contoh ini, dapat disimpulkan bahwa black-earth (tanah) mempengaruhi hasil kapas; tetapi hasil kapas yang tinggi akan membuat tanah atau suatu daerah menjadi hitam tidak dapat disimpulkan. Hubungan kausal bukanlah alat yang sederhana; itu menuntut regresi berganda atau analisis faktor.

(iv) Analisis Waktu:

Analisis temporal juga dapat disebut sebagai analisis sejarah. Analisis ini adalah jenis analisis sebab dan akibat, yang dibangun dalam jangka waktu yang lama. Asumsinya adalah bahwa serangkaian keadaan tertentu dapat dijelaskan dengan memeriksa asal-usul dan perkembangan selanjutnya dari fenomena dengan pengoperasian hukum proses. Dalam kata-kata Darby, “fondasi studi geografi terletak pada geomorfologi dan geografi sejarah”—keduanya didominasi oleh mode penjelasan temporal.

Analisis temporal membantu dalam memahami distribusi spasial dari banyak fenomena, tetapi tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya pendekatan penjelasan geografis. Sejarah dapat dilihat sebagai rangkaian kausal yang dimulai pada ‘fajar sejarah’ yang didefinisikan secara samar-samar dan berakhir hari ini. Dalam praktiknya, tidak akan pernah mungkin untuk memahami rangkaian kausal yang begitu komprehensif; analisis, oleh karena itu, harus dibatasi pada beberapa periode waktu tertentu.

(v) Analisis Fungsional dan Ekologis:

Analisis sebab akibat ditolak oleh positivis untuk menghindari perangkap metafisik dan normatif. Untuk melawan analisis fungsional hubungan sebab dan akibat dikembangkan. Analisis fungsional mencoba menganalisis fenomena dalam kaitannya dengan peran yang mereka mainkan dalam organisasi tertentu. Kota dapat dianalisis dalam hal fungsi yang mereka lakukan dalam suatu ekonomi (sehingga klasifikasi fungsional kota dikembangkan), sungai dapat dianalisis dalam hal peran mereka dalam penggundulan dan sebagainya. Pemikiran ekologis dan fungsional penting dalam geografi. Saat ini banyak ahli geografi yang menganggap konsep ekologi sebagai dasar penting untuk penjelasan geografi.

Related Posts