Apa Pengaruh Klorofluorokarbon terhadap Manusia?-



Klorofluorokarbon adalah bahan kimia buatan manusia yang mengandung unsur klorin, fluor, dan karbon. Mereka biasanya ada sebagai cairan atau gas, dan ketika dalam keadaan cair, mereka cenderung mudah menguap. CFC menawarkan sejumlah manfaat bagi manusia, tetapi ini sebanding dengan kerusakan yang mereka lakukan terhadap lingkungan. Selain menjadi gas rumah kaca, dan memerangkap panas di atmosfer, mereka menguras ozon di stratosfer bagian atas, membuat manusia terkena radiasi matahari ultraviolet.

Sejarah

Pada awal abad ke-20, produsen kulkas menggunakan bahan kimia beracun seperti amonia, metil klorida, dan sulfur dioksida sebagai zat pendingin. Beberapa kecelakaan fatal mendorong orang untuk menyimpan lemari es mereka di luar dan produsen mencari refrigeran yang lebih baik. Mereka menemukannya pada tahun 1928, ketika Thomas Midgley, Jr. dan Charles Franklin Kettering menemukan Freon, yang merupakan nama dagang Dupont Co. untuk bahan kimia atau dikenal sebagai klorofluorokarbon. Sebagai alternatif yang tidak beracun dan tidak mudah terbakar untuk bahan kimia yang digunakan, Freon dianggap sebagai senyawa ajaib hingga tahun 1970-an, ketika para ilmuwan menemukan pengaruhnya terhadap lapisan ozon bumi.

Penggunaan

Protokol Montreal, yang merupakan perjanjian internasional tahun 1987 yang menghapus penggunaan CFC, mencantumkan lima aplikasi untuk senyawa tersebut. Selain sebagai refrigeran yang efektif, CFC membuat propelan unggul untuk produk aerosol dan alat pemadam kebakaran. Mereka juga berguna sebagai pelarut untuk aplikasi seperti pengerjaan logam, dry cleaning dan pembuatan peralatan elektronik. Menambahkan CFC ke etilen oksida memberikan produk sterilisasi yang lebih aman untuk rumah sakit dan produsen peralatan medis daripada etilen oksida itu sendiri. Akhirnya, CFC merupakan komponen penting dari produk busa plastik yang digunakan dalam perdagangan bangunan dan untuk isolasi peralatan listrik.

CFC dan Atmosfer

Karena merupakan senyawa inert, CFC dapat bertahan di atmosfer selama 20 hingga 100 tahun. Ini memberi mereka cukup waktu untuk bermigrasi ke stratosfer atas, di mana sinar matahari yang energik di ketinggian itu memecahnya dan melepaskan klorin bebas. Klorin biasanya tidak tersedia di atmosfer, dan bertindak sebagai katalis untuk mengubah ozon, senyawa dengan tiga atom oksigen, menjadi molekul oksigen. Reaksi ini menipiskan lapisan ozon Bumi dan menciptakan “lubang” musiman di atas Antartika. Selain itu, CFC juga berkontribusi terhadap efek rumah kaca, yang menghasilkan pemanasan yang stabil di permukaan planet ini.

Konsekuensi Polusi CFC

Meskipun CFC jinak dalam konsentrasi rendah, konsentrasi tinggi dapat mempengaruhi jantung, sistem saraf pusat, hati, ginjal dan paru-paru, dan tingkat yang sangat tinggi dapat membunuh. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah kemungkinan konsekuensi dari penipisan ozon dan pemanasan global. Jika lubang ozon Antartika — atau lubang Arktik yang baru ditemukan — meluas ke daerah berpenduduk, orang dapat mengalami peningkatan kasus kanker kulit dan katarak. Selain itu, peningkatan kadar radiasi UVB dapat memengaruhi pasokan makanan. Pemanasan global dapat menyebabkan fenomena cuaca buruk, seperti badai, tornado, kekeringan, dan curah hujan yang luar biasa deras, yang semuanya berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.

Visi Digital./Visi Digital/Getty Images

Related Posts