Apa Perbedaan Antara Atmosfer Tebal & Tipis?-



Atmosfer yang mengelilingi planet mengandung campuran berbagai gas. Atmosfer bumi memungkinkan kehidupan karena melindungi bentuk kehidupan terestrial dari radiasi matahari, memfasilitasi siklus air, dan mengatur suhu. Berbagai lapisan atmosfer memiliki “ketebalan” yang berbeda. Atmosfer tebal dan tipis dibedakan berdasarkan jenis gas yang ada, elevasi, dan gravitasi. Bumi memiliki atmosfer yang relatif tipis, namun tarikan gravitasinya cukup untuk menjaga nitrogen dan terutama oksigen di dalam atmosfernya untuk mendukung kehidupan.

Atmosfer dan Gravitasi

Secara umum, semakin lemah tarikan gravitasi suatu planet, semakin tipis atmosfernya. Sama seperti bagaimana gravitasi menarik Anda ke tanah dan mencegah Anda melayang ke luar angkasa, gravitasi juga mempertahankan tarikan di atmosfer kita. Sebuah planet dengan gravitasi lemah akan cenderung memiliki massa yang lebih kecil dan memungkinkan lebih banyak atmosfer untuk lepas ke luar angkasa.

Dengan demikian, ketebalan atau ketipisan atmosfer bergantung pada kekuatan atau kelemahan gravitasi di planet tertentu. Misalnya, gravitasi di Yupiter 318 kali lebih besar daripada di Bumi, sehingga atmosfer Yupiter jauh lebih tebal daripada atmosfer Bumi. Gravitasi juga semakin lemah semakin jauh dari sebuah planet, sehingga atmosfer akan semakin tebal di dekat permukaan.

Atmosfer dan Suhu

Suhu memainkan peran kunci dalam menentukan ketebalan atmosfer. Daerah dengan suhu yang lebih tinggi seringkali memiliki atmosfer yang lebih tipis. Suhu yang lebih tinggi menghangatkan molekul udara, yang memungkinkannya bergerak lebih cepat dan mencapai kecepatan lepas ke luar angkasa.

Di Bumi, suhu menurun dengan ketinggian di dalam troposfer , tingkat terendah atmosfer, karena molekul yang lebih hangat keluar ke atmosfer bagian atas. Suhu, bagaimanapun, stabil pada tingkat atmosfer yang lebih tinggi seperti di stratosfer.

Kepadatan Atmosfer

Atmosfer yang “tebal” mewakili kerapatan atmosfer yang lebih besar. Tujuh puluh lima persen dari massa atmosfer Bumi berada di troposfer, dan dengan demikian troposfer disebut sebagai “tebal” sedangkan lapisan yang lebih tinggi disebut “tipis”. Atmosfer ditetapkan sebagai tebal atau tipis tergantung berdasarkan massa planet, densitas gas, dan jenis gas yang ada, bukan hanya total kedalaman atmosfer. Semakin padat gasnya, semakin “tebal” atmosfernya.

Atmosfer Tebal

Jenis gas yang ada sama pentingnya dengan kerapatan seperti elevasi dan gravitasi, dan semuanya saling terkait. Gas atmosfer tertentu akan menciptakan atmosfer yang tebal. Misalnya, atmosfer dengan hidrogen yang melimpah cenderung lebih tebal karena gas akan bergabung dengan hidrogen untuk mendapatkan massa yang lebih besar.

Komposisi gas di dalam atmosfer ini juga berdampak pada kemampuan planet untuk menampung organisme hidup. Ini, bersama dengan suhu, adalah mengapa planet yang dapat dihuni sangat langka. Sebagai contoh, beberapa planet, seperti Venus, memiliki atmosfer yang sangat tebal yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dan tidak dapat mendukung kehidupan. Planet luar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus juga memiliki atmosfer yang sangat tebal, tetapi terdiri dari gas-gas seperti hidrogen, helium, metana, dan amonia.

Atmosfer Tipis

Atmosfer bumi dianggap relatif tipis, dan semakin tipis semakin jauh dari permukaan planet. Atmosfer tipis dicirikan oleh kurangnya hidrogen. Sembilan puluh sembilan persen atmosfer bumi terdiri dari oksigen dan nitrogen yang menopang kehidupan, dan 98 persen dari gas-gas ini berada di 30 kilometer (19 mil) atmosfer yang lebih rendah akibat gravitasi.

Planet lain dengan ketebalan atmosfer yang serupa berpotensi menopang kehidupan dengan cara yang mirip dengan Bumi. Misalnya, benda angkasa lain – Europa, bulan Jupiter – juga memiliki atmosfer tipis dengan oksigen yang melimpah, dan beberapa percaya bahwa kehidupan mungkin terjadi di bulan ini. Mars juga memiliki atmosfer tipis dengan massa kecil, 100 kali lebih tipis dari Bumi. Namun, atmosfer Mars sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dan tidak kondusif bagi kehidupan.

Jupiterimages/Comstock/Getty Images

Related Posts