Cara Menakjubkan Bayi Burung Berkomunikasi Dari Dalam Telurnya-



Hewan telah mengembangkan cara unik untuk berkomunikasi sehingga mereka dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa burung dapat mengkomunikasikan informasi saat mereka masih dalam telurnya. Embrio burung yang belum menetas telah beradaptasi dengan lingkungannya dengan memperhatikan ancaman, seperti predator.

Eksperimen Burung Camar Berkaki Kuning

Ketika Anda membayangkan bayi burung berkomunikasi, Anda mungkin membayangkan mereka berkicau atau bernyanyi dengan paruh terbuka. Namun, ini hanya sebagian kecil dari kemampuan mereka. Para peneliti mempelajari embrio burung camar berkaki kuning ( Larus michahellis ) dan menemukan bahwa anak ayam yang belum menetas dapat berkomunikasi saat mereka masih di dalam telur.

Para peneliti mengumpulkan telur camar berkaki kuning liar dan membaginya menjadi dua kelompok: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian, mereka mengambil beberapa telur dari kelompok percobaan empat kali sehari dan memasukkannya ke dalam kotak yang memainkan suara pemangsa. Kelompok kontrol berada di dalam kotak tanpa suara. Setelah paparan singkat terhadap panggilan pemangsa, para peneliti akan memasukkan telur kembali ke inkubator dengan telur yang belum dikeluarkan.

Ketika para peneliti memaparkan telur yang belum menetas ke ancaman seperti suara predator, telur bergetar lebih banyak setelah kembali ke inkubator. Mereka juga bergetar lebih dari telur yang tidak pernah meninggalkan inkubator dan tidak mendengar suara pemangsa.

Komunikasi Di Dalam Telur

Ilmuwan percaya bahwa getaran telur merupakan bentuk komunikasi antara embrio burung yang belum menetas. Getaran tersebut tampaknya berfungsi sebagai peringatan bagi embrio lain bahwa ada pemangsa di dekat mereka. Ini memiliki dampak yang menarik pada perkembangan mereka, dan para peneliti memperhatikan perubahan pada kelompok eksperimen yang tidak dimiliki oleh kelompok kontrol.

Misalnya, telur yang terpapar dan tidak terpapar pada kelompok eksperimen membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang daripada kelompok kontrol. Mereka menetas kemudian, lebih tenang dan lebih berjongkok. Semua perubahan ini menunjukkan ketakutan terhadap predator yang belum pernah mereka lihat tetapi hanya terdengar saat masih di dalam telurnya. Selain itu, semua telur dalam kelompok eksperimen menunjukkan perubahan ini, termasuk telur yang tidak terpapar langsung dengan suara pemangsa dan hanya memperhatikan getaran telur lain di dalam inkubator.

Penting untuk menunjukkan bahwa beberapa perubahan dalam kelompok eksperimen tidak positif. Burung-burung itu memiliki lebih banyak hormon stres dan lebih sedikit DNA mitokondria di dalam sel mereka. Mereka juga memiliki kaki yang lebih pendek, yang menurut para peneliti menunjukkan penggunaan energi untuk menanggapi ancaman seperti predator. Karena telur burung memiliki sumber daya yang terbatas, embrio yang terpapar ancaman harus menggunakan energinya untuk tetap aman alih-alih menumbuhkan kaki yang lebih panjang.

Perilaku Sosial yang Kompleks

Sangat mudah untuk menikmati nyanyian burung yang indah tanpa memikirkan makna yang lebih dalam. Tapi burung tidak berkicau untuk hiburan orang. Sebaliknya, mereka menggunakan berbagai suara dan kebisingan untuk mengkomunikasikan informasi penting dan menunjukkan perilaku sosial yang kompleks.

Dari menyatakan wilayah mereka hingga memperingatkan orang lain tentang pemangsa, burung menggunakan suara dengan cara yang berbeda. Kini, penelitian menunjukkan mereka juga bisa menggunakan getaran saat berada di dalam telur. Karena suara adalah getaran, masuk akal jika burung menggunakannya.

Mengapa telur yang belum menetas memperingatkan telur lain tentang pemangsa? Jika Anda hanya memikirkan kelangsungan hidup dari sudut individu, itu tidak masuk akal. Tetapi jika Anda melihat bagaimana burung berevolusi dari waktu ke waktu, Anda akan melihat altruisme atau perilaku yang bermanfaat bagi orang lain. Para peneliti percaya bahwa burung yang memperingatkan saudaranya tentang bahaya melakukannya karena mereka berbagi gen dan ingin yang lain bertahan hidup.

EJancy/iStock/GettyImages

Related Posts