Efek Negatif Biomassa-



Menggunakan tanaman, limbah makanan, dan limbah industri untuk menghasilkan energi adalah hal yang sangat jenius. Biomassa adalah sumber energi berbasis karbon terbarukan yang dihasilkan dari bahan tanaman yang terbakar. Tapi itu tidak sempurna. Metode yang digunakan dalam proses ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, sama seperti sektor energi lainnya. Dengan 3.500 tanaman biomassa lainnya yang diharapkan pada tahun 2020 di seluruh dunia, mengatasi masalah ekologi yang terkait dengan sumber daya ini sangatlah penting.

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Biomassa relatif lebih aman bagi lingkungan daripada bahan bakar fosil, tetapi tidak sepenuhnya tidak berbahaya. Ini dapat berdampak negatif pada segala hal mulai dari tanah hingga sumber daya air hingga hutan hingga atmosfer dan iklim.

Memahami Biomassa

Biomassa adalah bahan nabati dan limbah yang dapat dibakar untuk memanaskan air menjadi uap. Uap tersebut kemudian memutar turbin untuk menghasilkan listrik. Bahannya bisa berasal dari kayu perawan, tanaman energi, sisa pertanian, limbah makanan dan limbah industri.

Kemampuan untuk membakar produk limbah dari industri lain untuk menghasilkan listrik menjadikan biomassa sebagai sumber daya yang ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Di Amerika Serikat, biomassa menyediakan lebih dari 50 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahun, berjumlah lebih dari 1,5 persen dari total kebutuhan listrik.

Praktek Deforestasi dan Pertanian

Biomassa membutuhkan tanaman energi yang ditanam dalam skala besar. Rerumputan dan tanaman selulosa tinggi lainnya yang tidak dapat dimakan adalah yang paling umum. Ini membawa dampak lingkungan yang sama seperti tanaman pangan dalam hal pengendalian hama, penyiraman dan erosi.

Penebangan hutan untuk produksi tanaman energi juga dapat meningkatkan gas rumah kaca; 25 hingga 30 persen gas rumah kaca yang dilepaskan setiap tahun adalah hasil dari deforestasi.

Mitigasi risiko dan dampak pertanian ini bergantung pada praktik pemanenan berkelanjutan dan penggunaan lahan yang bertanggung jawab.

Penggunaan Air

Seperti pembangkit batubara dan nuklir, pembangkit biomassa dapat mengganggu sumber air setempat. Penggunaan air di pabrik biomassa berkisar antara 20.000 dan 50.000 galon per megawatt-jam. Air ini dilepaskan kembali ke sumbernya pada suhu yang lebih tinggi, mengganggu ekosistem setempat. Limpasan nutrisi dari tanaman energi juga dapat merusak sumber daya air setempat. Dan menanam tanaman energi di daerah dengan curah hujan musiman yang rendah memberi tekanan pada pasokan air setempat.

Emisi Udara

Meskipun merupakan alternatif yang relatif bersih untuk bahan bakar fosil yang lebih berbahaya, biomassa masih menghasilkan racun berbahaya yang dapat dilepaskan ke atmosfer saat dibakar. Emisi sangat bervariasi tergantung pada bahan baku tanaman, tetapi polutan seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan partikel adalah hal yang umum. Filter, sumber biomassa yang lebih bersih, sistem gasifikasi, dan presipitator elektrostatis dapat membantu masalah ini.

Mengangkut limbah dari kehutanan dan industri ke pabrik biomassa juga membawa jejak karbon yang signifikan dari minyak bumi yang digunakan untuk transportasi. Pelepasan gas rumah kaca ini mungkin merupakan dampak lingkungan sekunder dari pembangkit energi biomassa, namun tetap penting.

mihtiander/iStock/GettyImages

Related Posts