“Kulit Robot” Baru Dapat Merasakan Tekanan, Rasa Sakit-



Bagaimana jika robot bisa merasakan sakit?

Terima kasih kepada para peneliti di Institut Sains dan Teknologi Daegu Gyeongbuk (DGIST), mereka mungkin dapat segera melakukannya. Menurut rilis dari DGIST, para ilmuwan di universitas sedang mengembangkan “teknologi kulit elektronik psikosensori” yang memungkinkan kulit robot merasakan sakit melalui indra peraba.

Tunggu, Apa yang Terjadi?

Profesor Jae Eun Jang dan timnya di departemen teknik informasi dan komunikasi DGIST mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan teknologi kulit elektronik yang mengenali sensasi nyeri “panas” dan “tusukan”, seperti halnya kulit manusia. Teknologi ini muncul bekerja sama dengan tim dari otak dan ilmu kognitif, teknik informasi dan komunikasi, dan departemen teknik robotika, menurut laporan dari Science Daily.

“Kami telah mengembangkan teknologi dasar inti yang dapat secara efektif mendeteksi rasa sakit, yang diperlukan untuk mengembangkan sensor taktil tipe masa depan,” kata Jang di Science Daily. “Sebagai pencapaian penelitian konvergensi oleh para ahli di bidang nano engineering, electronic engineering, robotics engineering dan brain sciences, ini akan diterapkan secara luas pada kulit elektronik yang merasakan berbagai indera serta interaksi manusia-mesin yang baru.”

Jang menambahkan bahwa jika dia dan timnya berhasil membuat robot merasakan sakit, penelitian mereka akan berkembang lebih jauh ke dalam teknologi untuk mengendalikan “kecenderungan agresif” robot yang beroperasi dengan kecerdasan buatan. Jang menggambarkan kecenderungan ini sebagai “salah satu faktor risiko perkembangan AI.”

Apa gunanya?

Rencana teknologi Jang adalah mengimplementasikannya dalam robot humanoid, yang harus dapat merasakan panca indera manusia. Teknologi sensorik juga dapat diterapkan di tangan palsu.

Ini bukan pertama kalinya teknologi bertujuan untuk meniru indera manusia. Begitulah cara kamera dan TV muncul, misalnya, dan para ilmuwan terus mencoba replikasi indera taktil, penciuman, dan langit-langit dalam teknologi robot. Upaya khusus ini dibangun di atas upaya meniru indera sentuhan manusia, yang diharapkan menjadi teknologi mimetik berikutnya, menurut siaran pers DGIST.

“Saat ini, sebagian besar peneliti sensor taktil berfokus pada teknologi mimetik fisik yang mengukur tekanan yang digunakan robot untuk mengambil objek, tetapi penelitian taktil psikosensori tentang cara meniru perasaan taktil manusia seperti lembut, halus, atau kasar masih jauh. ,” bunyi rilis tersebut.

Meski begitu, perkembangan Jang saat ini memungkinkan sensor taktil robot merasakan sakit dan suhu. Teknologi ini bahkan bisa mengukur tekanan dan temperatur dalam waktu bersamaan, menurut laporan dari Technology Networks.

South_agency/E+/GettyImages

Related Posts