Proses Evolusi: Tinjauan Singkat-



Charles Darwin, yang dikenal sebagai salah satu bapak teori evolusi modern, mendefinisikan evolusi sebagai proses keturunan yang berkelanjutan dengan modifikasi. Dia berteori bahwa faktor dan tekanan tertentu memengaruhi organisme mana yang akan bertahan dan bereproduksi, sehingga meneruskan sifat apa pun yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi tersebut.

Proses inilah yang meliputi evolusi. Teori evolusi inilah yang menyebabkan organisme melakukan diversifikasi agar sesuai dengan berbagai ceruk ekologis dan mengembangkan karakteristik yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan bereproduksi. Evolusi adalah perubahan bertahap dan kumulatif yang dialami suatu organisme sepanjang waktu.

Darwin juga mengemukakan bahwa ada proses tertentu yang memungkinkan terjadinya evolusi. Tanpa proses ini, evolusi pada dasarnya tidak akan ada seperti yang kita ketahui.

Proses Satu: Seleksi Alam

Seleksi alam mungkin merupakan kekuatan pendorong utama evolusi. Nyatanya, kebanyakan orang menyebut perubahan evolusioner sebagai “evolusi melalui seleksi alam”.

Untuk memahami seleksi alam, ada tiga hal yang harus dipahami.

Pertama adalah bahwa setiap populasi organisme akan memiliki variasi dalam sifatnya. Misalnya, populasi tikus lapangan mungkin tampak cokelat, cokelat, dan putih.

Kedua, banyak dari sifat-sifat ini yang diwariskan. Ini berarti bahwa orang tua akan mewariskan sifat apa pun yang mereka miliki kepada keturunannya ketika (dan jika) mereka bereproduksi.

Hal ketiga yang harus dipahami adalah bahwa reproduksi tidak dijamin atau setara untuk setiap anggota populasi. Kembali ke contoh tikus lapangan, tidak semua tikus dapat menemukan pasangan, bertahan melewati bulan-bulan awal mereka, cukup sehat untuk bereproduksi, dll.

Sekarang fakta-fakta itu sudah jelas. Singkatnya, seleksi alam adalah bagaimana sifat, karakteristik, dan perilaku tertentu dalam organisme “dipilih” oleh lingkungan sebagai sesuatu yang menguntungkan. Ketika suatu organisme memiliki sifat yang menguntungkan, itu akan membantu organisme itu bertahan hidup di lingkungan. Ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan bereproduksi, sehingga mewariskan sifat menguntungkan itu ke generasi berikutnya.

Organisme tanpa sifat itu lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dan bereproduksi, artinya akan ada lebih banyak organisme di generasi berikutnya dengan sifat itu daripada tanpa sifat itu (karena organisme tanpa sifat itu tidak akan dapat bereproduksi dan meneruskan sifat mereka). Dengan demikian, sifat-sifat menguntungkan secara alami “dipilih” untuk menjadi standar dalam populasi, yang mengarah pada evolusi spesies secara keseluruhan dari waktu ke waktu.

Ambil tikus lapangan, misalnya. Katakanlah Anda memiliki populasi tikus dengan beragam warna cokelat, cokelat, dan putih.

Tikus lapangan putih akan mudah terlihat dan dimangsa oleh predator. Dengan demikian, sifat “putih” tidak akan diturunkan ke generasi berikutnya. Namun, tikus berwarna cokelat dan cokelat akan dengan mudah disamarkan, yang akan membantu mereka menghindari predasi. Ini berarti bahwa mereka akan mewariskan gen mereka untuk sifat itu ke generasi berikutnya, yang mendorong evolusi tikus menjadi (terutama) cokelat/coklat.

Ini adalah contoh sederhana, tetapi memberikan gambaran umum tentang proses tersebut.

Proses Dua: Seleksi Buatan

Seleksi buatan adalah proses umum yang sama dengan seleksi alam dengan perbedaan bahwa manusia secara artifisial memilih sifat-sifat yang mereka inginkan untuk ditetapkan ke dalam populasi, bukan sifat-sifat yang dipilih oleh alam/lingkungan. Ini juga disebut sebagai pemuliaan selektif.

Seleksi buatan adalah seleksi yang disengaja dari organisme induk untuk menciptakan keturunan yang memiliki sifat menguntungkan atau diinginkan yang dimiliki oleh induknya.

Misalnya, banyak petani akan “memilih” kuda terkuat untuk direproduksi guna mendapatkan kuda yang secara keseluruhan terkuat. Atau mereka akan memilih sapi yang menghasilkan susu paling banyak untuk bereproduksi agar mendapatkan keturunan yang juga menghasilkan lebih banyak susu.

Ini juga bisa dilakukan dengan tanaman. Misalnya, seseorang dapat memilih organisme induk yang menghasilkan buah paling banyak atau bunga terbesar.

Proses Tiga: Mikroevolusi

Mikroevolusi didefinisikan sebagai proses evolusi skala kecil di mana kumpulan gen spesies tertentu (atau satu populasi spesies) diubah dalam waktu singkat. Mikroevolusi biasanya merupakan hasil dari seleksi alam, seleksi buatan, pergeseran genetik dan/atau aliran gen.

Proses Empat: Makroevolusi

Makroevolusi terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, tidak seperti evolusi mikro. Juga tidak seperti mikroevolusi, itu terjadi dalam skala yang jauh lebih besar. Alih-alih satu populasi, itu bisa mempengaruhi seluruh spesies atau subset spesies dalam urutan tertentu.

Contoh umum makroevolusi termasuk divergensi satu spesies menjadi dua spesies berbeda dan kulminasi/kombinasi dari banyak contoh evolusi mikro dari waktu ke waktu.

Proses Lima: Koevolusi

Koevolusi terjadi ketika evolusi dan seleksi alam dari satu spesies memiliki efek langsung pada spesies lain dan mengarah pada evolusi spesies lain tersebut.

Misalnya, seekor burung berevolusi untuk memakan serangga jenis tertentu. Serangga itu kemudian dapat mengembangkan pertahanan terhadap burung itu seperti cangkang luar yang keras. Ini kemudian dapat memicu evolusi paruh burung yang memungkinkan mereka untuk menghancurkan kulit terluar serangga yang keras.

Koevolusi ini disebabkan oleh tekanan seleksi spesifik yang muncul karena evolusi satu spesies. Ini sering disebut sebagai semacam “efek domino”, yang dapat dilihat dengan jelas pada contoh burung-bug.

Related Posts