Tanah Sebagai Ekosistem Berbasis Detritus-



Tanah mungkin terlihat sangat mati pada pandangan pertama, tetapi perhatikan lebih dekat dan Anda akan menemukannya penuh dengan kehidupan. Beberapa hewan yang hidup di tanah dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti cacing tanah dan serangga kecil. Namun, yang jauh lebih banyak adalah organisme mikroskopis yang tidak dapat Anda lihat, seperti bakteri, jamur, dan nematoda. Organisme dalam ekosistem mini ini semuanya bergantung secara langsung atau tidak langsung pada detritus, sisa-sisa tumbuhan mati dan kotoran hewan yang membusuk.

Ekosistem

Ahli biologi mendefinisikan ekosistem sebagai sekumpulan organisme dan lingkungan yang mereka huni. Nutrisi seperti nitrogen didaur ulang di dalam ekosistem, ditransfer dari satu organisme ke organisme lain dan akhirnya kembali ke titik awalnya. Energi, sebaliknya, mengalir dalam satu arah saja, dari sumber energi seperti materi tanaman yang membusuk ke organisme yang dapat menggunakan sumber energi tersebut dan kemudian menjadi makanan bagi organisme lain pada gilirannya. Tidak ada proses konversi energi yang 100 persen efisien, sehingga sebagian besar energi yang masuk ke ekosistem tanah akan terbuang sia-sia sebagai panas.

Detritus

Sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati, daun-daun yang gugur, pupuk kandang dan serasah lainnya secara kolektif disebut detritus. Beberapa organisme, seperti cacing tanah dan kaki seribu, mencari nafkah dengan mencabik-cabik detritus menjadi potongan-potongan, sehingga memudahkan mikroorganisme untuk menyerang sisa-sisa. Bakteri dan jamur di tanah mengekstraksi energi dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dari detritus saat mereka memecahnya. Produk akhir dari pekerjaan mereka adalah bahan organik yang disebut “humus”. Bakteri dan jamur dapat menjadi makanan bagi nematoda kecil dan serangga, yang pada gilirannya memberi makan serangga atau hewan yang lebih besar seperti burung.

Energi dan Nutrisi

Sumber energi utama dalam jaring makanan berbasis detritus ini adalah matahari. Tanaman menyimpan tenaga surya sebagai energi kimia di daun dan jaringannya, dan ketika mikroorganisme tanah mencerna bahan tanaman yang membusuk, mereka mengekstraksi energi yang tersimpan ini. Sama seperti ekosistem lainnya, energi mengalir satu arah melalui rantai makanan — dari detritus melalui mikroorganisme ke nematoda, serangga, dan hewan yang lebih besar. Nutrisi, bagaimanapun, bersiklus melalui ekosistem. Setiap kali salah satu organisme dalam jaring makanan ini mati, nutrisi yang dikandungnya kembali ke tanah sebagai detritus untuk melakukan perjalanan kembali ke jalur yang sama.

Makna

Tidak semua organisme yang hidup di tanah bergantung pada detritus. Beberapa jenis bakteri, misalnya, menikmati hubungan yang saling menguntungkan dengan akar tanaman di dalam tanah, memberikan nutrisi yang berharga sebagai ganti makanan. Jaring makanan berbasis detritus sangat penting untuk kesehatan tanah, karena mengembalikan nutrisi dari organisme mati ke tanah dalam bentuk humus, sehingga membuatnya tersedia untuk tanaman.

Gambar Thinkstock/Comstock/Getty Images

Related Posts