5 Tips untuk Membantu Anda Membaca Naskah Drama – Sosial



Apa cara terbaik untuk membaca literatur drama? Ini bisa menantang pada awalnya karena Anda mungkin merasa seperti sedang membaca serangkaian instruksi — sebagian besar drama terdiri dari dialog bersama dengan arahan panggung yang dingin dan penuh perhitungan.

Sastra drama menyajikan beberapa tantangan, membuat pengalaman membaca berbeda dari puisi atau fiksi. Namun, sebuah drama bisa menjadi pengalaman sastra yang mengharukan. Berikut adalah beberapa tips untuk memaksimalkan membaca drama.

01 dari 05

Baca Dengan Pensil

Mortimer Adler menulis esai hebat berjudul “How to Mark a Book.” Untuk benar-benar merangkul teks, Adler yakin pembaca harus mencatat catatan, reaksi, dan pertanyaan langsung ke halaman atau jurnal.

Pembaca yang merekam reaksi mereka saat membaca lebih cenderung mengingat karakter dan berbagai subplot dari drama tersebut. Yang terbaik dari semuanya, mereka lebih mungkin berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas dan pada akhirnya mendapatkan nilai yang lebih baik.

Tentu saja, jika Anda meminjam buku, Anda tidak ingin menulis di pinggir. Alih-alih, buat catatan Anda di buku catatan atau jurnal, dan gunakan adegan atau tindakan untuk mengatur catatan Anda.

Apakah Anda sedang menulis catatan di buku atau jurnal, sisakan ruang ekstra untuk kesan tambahan saat Anda membaca drama setiap kali.

02 dari 05

Visualisasikan Karakternya

Tidak seperti fiksi, sebuah drama biasanya tidak menawarkan banyak detail yang jelas. Seorang penulis drama biasanya mendeskripsikan karakter secara singkat saat dia memasuki panggung. Setelah itu, karakter mungkin tidak akan pernah dijelaskan lagi.

Oleh karena itu, terserah Anda untuk menciptakan citra mental yang langgeng. Seperti apa rupa orang ini? Bagaimana bunyinya? Bagaimana mereka memberikan setiap baris?

Karena orang sering lebih berhubungan dengan film daripada sastra, mungkin menyenangkan untuk secara mental memasukkan aktor kontemporer ke dalam peran tersebut. Siapa bintang film saat ini yang terbaik untuk memerankan Macbeth? Helen Keller? Don Quixote?

03 dari 05

Renungkan Pengaturannya

Guru bahasa Inggris sekolah menengah dan perguruan tinggi memilih drama yang telah teruji oleh waktu. Karena banyak drama klasik berlatar di berbagai era yang berbeda, pembaca harus memiliki pemahaman yang jelas tentang waktu dan tempat cerita.

Pertama, coba bayangkan set dan kostum saat Anda membaca. Pertimbangkan apakah konteks sejarah penting atau tidak bagi cerita.

Kadang-kadang latar sebuah drama tampak seperti latar belakang yang fleksibel. Misalnya, “A Midsummer Night’s Dream” berlangsung di zaman mitologis Athena, Yunani. Namun sebagian besar produksi mengabaikan hal ini, memilih untuk mengatur lakon di era yang berbeda, biasanya Elizabethan Inggris.

Dalam kasus lain, seperti dalam “A Streetcar Named Desire”, latar lakon itu sangat penting. Dalam hal ini, French Quarter of New Orleans tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Anda dapat membayangkan ini dengan sangat jelas saat membaca drama tersebut.

04 dari 05

Teliti Konteks Sejarah

Jika waktu dan tempat merupakan komponen penting, siswa harus belajar lebih banyak tentang detail sejarah. Beberapa lakon hanya dapat dipahami jika konteksnya dievaluasi. Contohnya:

  • Adaptasi lakon “To Kill a Mockingbird” terjadi di pedalaman Selatan yang penuh gejolak selama tahun 1930-an.
  • “The Invention of Love” karya Tom Stoppard membahas kendala sosial dan perjuangan akademik selama Periode Victoria di Inggris.

Tanpa pengetahuan tentang konteks sejarah, banyak makna dari kisah-kisah ini bisa hilang. Dengan sedikit riset ke masa lalu, Anda dapat menghasilkan tingkat apresiasi baru untuk drama yang sedang Anda pelajari.

05 dari 05

Duduk di kursi direktur

Inilah bagian yang benar-benar menyenangkan. Untuk memvisualisasikan drama, berpikirlah seperti seorang sutradara.

Beberapa penulis drama memberikan banyak gerakan khusus. Namun, sebagian besar penulis menyerahkan urusan itu kepada para pemain dan kru. Apa yang dilakukan karakter-karakter itu? Bayangkan berbagai kemungkinan. Apakah protagonis mengoceh dan mengoceh? Atau apakah mereka tetap tenang, menyampaikan kalimat dengan tatapan sedingin es? Anda dapat membuat pilihan interpretatif itu.

Ini akan membantu jika Anda membaca drama itu sekali dan menuliskan kesan pertama Anda. Pada bacaan kedua, tambahkan detailnya: Apa warna rambut yang dimiliki aktor Anda? Gaya berpakaian apa? Apakah ada wallpaper di dinding kamar? Apa warna sofanya? Ukuran meja berapa?

Ingat, untuk mengapresiasi karya sastra dramatis, Anda harus membayangkan pemeran, set, dan gerakannya. Semakin detail gambar di kepala Anda, semakin banyak permainan menjadi hidup di halaman.

Related Posts