Novel Dime – Sosial



Novel sepeser pun adalah kisah petualangan yang murah dan umumnya sensasional yang dijual sebagai hiburan populer di tahun 1800-an. Novel-novel sepeser pun dapat dianggap sebagai buku-buku paperback pada zaman mereka, dan mereka sering menampilkan kisah-kisah tentang pria gunung, penjelajah, tentara, detektif, atau pejuang India.

Terlepas dari namanya, novel-novel sepeser pun umumnya berharga kurang dari sepuluh sen, dengan banyak yang benar-benar dijual seharga satu nikel. Penerbit paling populer adalah firma Beadle dan Adams di New York City.

Masa kejayaan novel sepeser pun adalah dari tahun 1860-an hingga 1890-an, ketika popularitas mereka dikalahkan oleh majalah-majalah pulp yang menampilkan kisah-kisah petualangan serupa.

Kritikus novel sepeser pun sering mencela mereka sebagai tidak bermoral, mungkin karena konten kekerasan. Tetapi buku-buku itu sendiri sebenarnya cenderung memperkuat nilai-nilai konvensional pada masa itu seperti patriotisme, keberanian, kemandirian, dan nasionalisme Amerika.

Asal Usul Novel Dime

Sastra murah telah diproduksi pada awal 1800-an, tetapi pencipta novel sepeser pun secara umum diterima sebagai Erastus Beadle, seorang pencetak yang menerbitkan majalah di Buffalo, New York. Kakak Beadle, Irwin, telah menjual lembaran musik, dan dia serta Erastus mencoba menjual buku lagu seharga sepuluh sen. Buku musik menjadi populer, dan mereka merasakan ada pasar untuk buku murah lainnya.

Pada tahun 1860, Beadle bersaudara, yang telah mendirikan toko di New York City, menerbitkan sebuah novel, Malaeska, The Indian Wife of White Hunters , oleh seorang penulis terkenal untuk majalah wanita, Ann Stephens. Buku itu laris manis, dan Beadles mulai menerbitkan novel karya penulis lain dengan mantap.

The Beadles menambahkan mitra, Robert Adams, dan perusahaan penerbitan Beadle and Adams dikenal sebagai penerbit novel sepeser pun yang terkemuka.

Novel sepeser pun awalnya tidak dimaksudkan untuk menyajikan jenis tulisan baru. Inovasi pada awalnya hanya pada metode dan distribusi buku.

Buku-buku itu dicetak dengan sampul kertas, yang lebih murah untuk diproduksi daripada penjilidan kulit tradisional. Dan karena buku-bukunya lebih ringan, mereka dapat dengan mudah dikirim melalui pos, yang membuka peluang besar untuk penjualan pesanan lewat pos.

Bukan suatu kebetulan bahwa novel sepeser pun tiba-tiba menjadi populer di awal tahun 1860-an, selama tahun-tahun Perang Sipil. Buku-buku itu dengan mudah disimpan di ransel tentara, dan akan menjadi bahan bacaan yang sangat populer di kamp-kamp tentara Union.

Gaya Novel Dime

Seiring waktu, novel sepeser pun mulai memiliki gaya yang berbeda. Kisah-kisah petualangan sering mendominasi, dan novel sepeser pun mungkin menampilkan, sebagai karakter utamanya, pahlawan rakyat seperti Daniel Boone dan Kit Carson. Penulis Ned Buntline mempopulerkan eksploitasi Buffalo Bill Cody dalam seri novel sepeser pun yang sangat populer.

Sementara novel-novel sepeser pun sering dikutuk, mereka justru cenderung menyajikan dongeng-dongeng yang moralistik. Orang jahat cenderung ditangkap dan dihukum, dan orang baik menunjukkan sifat terpuji, seperti keberanian, kesopanan, dan patriotisme.

Meskipun puncak novel sepeser pun umumnya dianggap terjadi pada akhir 1800-an, beberapa versi genre tersebut ada hingga dekade awal abad ke-20. Novel sepeser pun akhirnya diganti sebagai hiburan murahan dan dengan bentuk-bentuk baru penceritaan, terutama radio, film, dan akhirnya televisi.

Related Posts