Warisan dan Karya Lu Xun – Bahasa



Lu Xun (鲁迅) adalah nama pena Zhou Shuren (周树人), salah satu penulis fiksi, penyair, dan penulis esai paling terkenal di Tiongkok. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai bapak sastra Tiongkok modern karena dia adalah penulis serius pertama yang menulis menggunakan bahasa sehari-hari modern.

Lu Xun meninggal pada 19 Oktober 1936, tetapi karya-karyanya tetap menonjol selama bertahun-tahun dalam budaya Tiongkok.

Masa muda

Lahir pada tanggal 25 September 1881, di Shaoxing, Zhejiang, Lu Xun lahir dari keluarga kaya dan terpelajar. Namun, kakeknya ditangkap dan hampir dieksekusi karena penyuapan ketika Lu Xun masih kecil, yang membuat keluarganya jatuh dari tangga sosial. Kejatuhan dari kasih karunia ini dan cara tetangga yang dulu ramah memperlakukan keluarganya setelah mereka kehilangan status memiliki pengaruh yang besar pada Lu Xun muda.

Ketika pengobatan tradisional Tiongkok gagal menyelamatkan nyawa ayahnya dari penyakit, kemungkinan besar tuberkulosis, Lu Xun bersumpah untuk mempelajari pengobatan Barat dan menjadi seorang dokter. Studinya membawanya ke Jepang, di mana suatu hari setelah kelas dia melihat slide seorang tahanan Tionghoa dieksekusi oleh tentara Jepang sementara orang Tionghoa lainnya berkumpul dengan gembira menyaksikan tontonan itu.

Terkejut dengan ketidakpedulian orang-orang sebangsanya, Lu Xun meninggalkan studi kedokterannya dan bersumpah untuk menulis dengan gagasan bahwa tidak ada gunanya menyembuhkan penyakit di tubuh orang China jika ada masalah yang lebih mendasar dalam pikiran mereka yang perlu disembuhkan.

Keyakinan Sosial-Politik

Awal karir menulis Lu Xun bertepatan dengan awal Gerakan 4 Mei, sebuah gerakan sosial dan politik sebagian besar intelektual muda yang bertekad untuk memodernisasi Tiongkok dengan mengimpor dan mengadaptasi ide-ide Barat, teori sastra, dan praktik medis. Melalui tulisannya yang sangat kritis terhadap tradisi Tionghoa dan sangat menganjurkan modernisasi, Lu Xun menjadi salah satu pemimpin gerakan ini.

Dampak pada Partai Komunis

Karya Lu Xun telah dianut dan sampai batas tertentu dikooptasi oleh Partai Komunis China. Mao Zedong sangat menghargainya, meskipun Mao juga bekerja keras untuk mencegah orang mengambil pendekatan kritis berlidah tajam Lu Xun ketika harus menulis tentang Partai.

Lu Xun sendiri meninggal jauh sebelum revolusi komunis dan sulit untuk mengatakan apa yang dia pikirkan.

Pengaruh Nasional dan Internasional

Diakui secara luas sebagai salah satu penulis terbaik dan paling berpengaruh di Cina, Lu Xun tetap sangat relevan dengan Cina modern. Karya kritik sosialnya masih banyak dibaca dan didiskusikan di Tiongkok dan referensi ke cerita, karakter, dan esainya berlimpah dalam pidato sehari-hari serta akademisi.

Banyak orang Tionghoa dapat mengutip dari beberapa ceritanya kata demi kata, karena masih diajarkan sebagai bagian dari kurikulum nasional Tiongkok. Karyanya juga terus memengaruhi penulis dan penulis Tiongkok modern di seluruh dunia. Penulis pemenang hadiah Nobel Kenzaburō Ōe dikabarkan menyebutnya sebagai “penulis terhebat yang dihasilkan Asia pada abad ke-20”.

Karya Tercatat

Cerita pendek pertamanya, “A Madman’s Diary”, membuat gebrakan besar di dunia sastra China ketika diterbitkan pada tahun 1918 karena penggunaan bahasa sehari-hari yang cerdik disandingkan dengan bahasa klasik yang kaku dan sulit dibaca yang ditulis oleh penulis “serius”. dimaksudkan untuk menulis pada saat itu. Cerita ini juga menarik perhatian karena pandangannya yang sangat kritis tentang ketergantungan Tiongkok pada tradisi, yang Lu Xun gunakan metafora untuk dibandingkan dengan kanibalisme.

Sebuah novel satir pendek berjudul “The True Story of Ah-Q” diterbitkan beberapa tahun kemudian. Dalam karya ini, Lu Xun mengutuk jiwa Tionghoa melalui karakter tituler Ah-Q, seorang petani kikuk yang terus-menerus menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain bahkan saat dia dihina tanpa henti dan akhirnya dieksekusi oleh mereka. Karakterisasi ini cukup mencolok sehingga frasa “roh Ah-Q” tetap digunakan secara luas bahkan hingga hari ini, hampir 100 tahun setelah cerita tersebut pertama kali diterbitkan.

Meskipun fiksi pendek awalnya adalah salah satu karyanya yang paling berkesan, Lu Xun adalah seorang penulis yang produktif dan dia menghasilkan berbagai macam karya termasuk sejumlah besar terjemahan karya Barat, banyak esai kritis yang signifikan, dan bahkan sejumlah puisi.

Meskipun ia hanya hidup sampai usia 55 tahun, kumpulan karyanya yang lengkap mengisi 20 jilid dan beratnya lebih dari 60 pon.

Karya Terjemahan yang Dipilih

Dua karya yang disebutkan di atas, “A Madman’s Diary” (狂人日记) dan “The True Story of Ah-Q” (阿Q正传) tersedia untuk dibaca sebagai karya terjemahan.

Karya terjemahan lainnya termasuk “Pengorbanan Tahun Baru”, sebuah cerita pendek yang kuat tentang hak-hak perempuan dan, lebih luas lagi, bahaya kepuasan diri. Juga tersedia “Rumah Tuaku”, kisah yang lebih reflektif tentang ingatan dan cara kita berhubungan dengan masa lalu.

Related Posts