7 Sifat Imunogen | Imunologi Manusia



Respon imun yang diinduksi oleh imunogen bergantung pada banyak faktor:

Kemampuan suatu zat untuk menginduksi respons imun disebut sebagai imunogenisitas dan zat yang menginduksi respons imun disebut imunogenik ­.

1. Asingnya imunogen (tingkat relatif perbedaan imunogen dari struktur diri inang):

Saat imunogen masuk ke dalam tubuh hewan, respons imun biasanya diinduksi terhadap struktur peptida pendek imunogen. Tetapi sel-sel hewan juga terdiri dari banyak peptida. Jika peptida imunogen kebetulan mirip dengan peptida sel hewan, sistem kekebalan hewan tidak akan mengembangkan respons imun terhadap imunogen.

[Misalnya, mengisolasi albumin dari serum kelinci dan menyuntikkan albumin kembali ke kelinci yang sama. Tidak ada respon imun terhadap albumin yang disuntikkan, karena albumin yang disuntikkan tidak dikenali sebagai benda asing (“nonself”) oleh kelinci. Sedangkan, jika albumin dari kelinci disuntikkan ke marmut, sistem kekebalan marmut mengenali albumin yang disuntikkan sebagai benda asing (“nonself”) dan meningkatkan respons imun terhadap albumin yang disuntikkan.

Oleh karena itu untuk menginduksi respon imun, imunogen harus memiliki peptida yang berbeda dari peptida hewan, yang disebut sebagai keasingan imunogen.

2. Komposisi Kimia:

Biasanya protein adalah imunogen kuat. Wahana Polysaccha ­dan beberapa polimer organik sintetik (Misalnya, polivinil pirolidon) juga bisa bersifat imunogenik. Biasanya lipid tidak imunogenik. Tetapi beberapa lipid, (seperti asam mikolat dari mikobakteri) diketahui bersifat imunogenik.

3. Ukuran Molekul:

Umumnya, imunogenisitas dipengaruhi oleh ukuran molekul molekul. Imunogen yang paling kuat adalah protein dengan ukuran molekul lebih besar dari 100.000. Zat yang lebih kecil dari MW 10.000 biasanya tidak bersifat imunogenik. Namun, ukuran molekul bukanlah kriteria mutlak sehubungan dengan imunogenisitas suatu zat karena beberapa peptida dengan berat molekul di bawah 1.100 juga menginduksi respon imun yang kuat.

4. Kompleksitas Kimia:

Imunogenisitas suatu zat juga dipengaruhi oleh kompleksitas kimianya. Molekul dengan sifat kompleks lebih imunogenik jika dibandingkan dengan molekul sederhana. Molekul dengan lebih dari dua atau tiga residu asam amino berbeda lebih imunogenik jika dibandingkan dengan molekul yang terbuat dari homopolimer asam amino tunggal. Asam amino aromatik lebih imunogenik daripada asam amino nonaromatik. Polipeptida dengan asam amino tirosin adalah imunogen yang lebih baik daripada polipeptida tanpa tirosin.

5. Dosis Imunogen:

Kuantitas minimum imunogen yang dibutuhkan untuk menginduksi respon imun pada hewan bervariasi tergantung pada hewan dan imunogennya. Jika sejumlah kecil imunogen digunakan, respons imun yang sangat buruk dapat diinduksi. Di sisi lain, jika terlalu banyak imunogen yang digunakan, hewan tersebut mungkin gagal mengembangkan respons imun sama sekali; suatu kondisi yang disebut toleransi (atau unresponsiveness tertentu). Fenomena ini juga disebut sebagai toleransi dosis tinggi.

6. Konstitusi Genetik Inang:

Respons kekebalan hewan terhadap zat tertentu juga bergantung pada susunan genetik hewan tersebut. Zat tertentu dapat menginduksi respon imun pada kelinci. Padahal, zat yang sama mungkin tidak menginduksi respon imun pada marmut. Bahkan dalam spesies yang sama, satu galur dapat menanggapi zat tertentu sedangkan galur lain mungkin tidak menanggapi zat itu.

Rute Masuknya Imunogen ke dalam Inang:

Rute masuknya imunogen ke dalam tubuh hewan sangat mempengaruhi jenis dan intensitas respon imun. [Misalnya, masuknya mikroba melalui mukosa usus (oral route) menyebabkan produksi antibodi tipe IgA, sedangkan jika mikroba yang sama masuk melalui kulit akan menyebabkan produksi antibodi tipe IgG].

Berbagai rute masuknya imunogen ke dalam tubuh hewan:

saya. Rute lisan:

Masuk melalui mulut

  1. Rute subkutan:

Masukkan jaringan tepat di bawah kulit (melalui cedera atau injeksi)

aku aku aku. Rute intramuskular:

Disuntikkan ke otot

  1. Rute intravena:

Disuntikkan langsung ke pembuluh darah

v.Rute pernapasan:

Dihirup melalui sistem pernapasan

  1. Rute genitourinari:

Masuk melalui alat kelamin atau saluran kemih.

Related Posts