Catatan Berguna tentang Tes Aktivasi Limfosit | Imunologi



Kemampuan fungsional limfosit sebagai respons terhadap antigen atau mitogen ditentukan oleh tes aktivasi limfosit.

Oleh karena itu, tes aktivasi limfosit lebih tepat untuk menilai imunokompetensi individu daripada pencacahan limfosit sederhana.

Ada dua jenis tes aktivasi limfosit:

saya. Deteksi ‘penanda aktivasi’ pada permukaan limfosit.

  1. Penilaian kemampuan limfosit untuk berkembang biak setelah stimulasi sel T.

Rangsangan sel T yang paling umum digunakan untuk menilai proliferasi limfosit T adalah:

saya. Lektin [seperti phytohemagglutinin (PHA), dan concanavalin A (ConA)

  1. Racun bakteri yang bertindak sebagai antigen super

aku aku aku. Senyawa kimia [seperti phorbal myristate acetate (PMA), calcium ionophores

  1. Sitokin
  2. mAbs ke reseptor permukaan (terutama molekul CD3 pada sel T)

Aktivasi sel B diinduksi oleh:

saya. Mitogen pokeweed (PWM). PWM juga mengaktifkan sel T

  1. Antigen super

aku aku aku. Lipopolisakarida

  1. mAbs yang menghubungkan silang slg pada permukaan sel B.

sebuah. Limfosit yang telah dimurnikan dikultur dalam 96 sumur titer mikro dan distimulasi dengan antigen atau mitogen (biasanya selama 48 jam).

sebuah†”

Tritiated thymidine ( 3 H-Tdr) ditambahkan ke sumur dan diinkubasi

sebuah†”

Isi sumur disedot dan disaring pada filter dan jumlah 3 H Tdr dalam kertas saring diukur. Penggabungan 3 H-Tdr ke dalam DNA kromosom mencerminkan proliferasi sel.

  1. Ada tes nonradioaktif untuk menentukan proliferasi sel. Tes ini menggunakan pewarna fluoresen yang dimasukkan ke dalam DNA atau pewarna yang mengukur respirasi oksidatif seperti MTT.
  2. Bromodeoxyuridine (BrdU) dimasukkan ke dalam DNA sel yang bereplikasi tinggi dan karenanya dapat digunakan untuk menilai proliferasi sel. BrdU yang tergabung dalam sel dideteksi dengan menggunakan mAb terhadap BrdU dan flow cytometry (seperti deteksi antigen intraseluler dengan flow cytometry).

BrdU juga dapat diberikan kepada pasien kanker secara in vivo dan nantinya tumor dapat direseksi dan sel tumor dapat dinilai untuk penggabungan BrdU. Pengujian ini memberikan gambaran tentang fraksi proliferasi sel tumor pada pasien.

  1. Aktivasi sel T sitotoksik diuji dengan uji pelepasan kromium 51 :

Sel target diberi label dengan kromium radioaktif ( 51 Cr), yang berikatan dengan protein intraseluler sel target.

sebuah†”

Sel target berlabel diinkubasi dengan sel T sitotoksik.

sebuah†”

Lisis sel target oleh sel T sitolitik menghasilkan pelepasan 51 Cr.

Sel-sel disentrifugasi dan 51 Cr yang dilepaskan dalam supernatan diukur. Jumlah 51 Cr yang dilepaskan sebanding dengan lisis sel.

Related Posts