Oleh karena itu, perusahaan yang diberdayakan harus mencerminkan karakteristik berikut:
- a) Setiap orang dalam organisasi dihargai dan didorong untuk memberikan kontribusi pribadi;
- b) Individu selalu sadar, tidak hanya tentang apa yang ingin mereka capai, tetapi juga mengapa mereka ingin mencapainya dan bagaimana hal itu sesuai dengan tujuan perusahaan yang lebih luas;
Sumber Gambar: womeninleadership.ca/wp-content/uploads/Vancouver.jpg
- c) Budaya cenderung kooperatif dan bertujuan daripada berorientasi menyalahkan;
- d) Individu memiliki kemauan yang nyata untuk memikul tanggung jawab pribadi atas keberhasilan mereka sendiri, keberhasilan tim tempat mereka bekerja dan organisasi secara keseluruhan.
Sarana yang memberdayakan organisasi mencapai kinerja dan pengembangan adalah kepemimpinan. Ketika pemimpin yang percaya diri dapat mendukung tim yang percaya diri dari individu yang diberdayakan, itu selalu menghasilkan kesuksesan.
Memberdayakan orang bukanlah keterampilan yang bisa dipelajari di kelas. Ini adalah strategi untuk organisasi dan keyakinan pribadi untuk manajer. Strategi perlu dijabarkan dengan jelas sehingga manajer menyadari apa yang diharapkan dari mereka.
Kecenderungan dominan sejak 1980-an adalah perataan hierarki organisasi dan pengurangan terkait manajer tingkat menengah.
Dalam beberapa kasus, dengan penciptaan yang terakhir, organisasi yang lebih ramping telah disertai dengan desentralisasi, rentang kendali yang lebih besar untuk manajer yang tersisa dan peran yang diperluas dalam pengambilan keputusan dan peningkatan tanggung jawab di tingkat organisasi yang lebih rendah telah tercapai.
Dengan kecenderungan hierarki organisasi yang lebih datar, banyak tanggung jawab telah dialihkan dari manajer ke kelompok kerja dalam bentuk pemberdayaan karyawan.
Literatur psikologi komunitas, kesehatan mental dan pekerjaan sosial tahun 1970-an dan 80-an memelopori konsep pemberdayaan. Pemberdayaan mengacu pada transformasi individu yang tidak berdaya menjadi mereka yang memiliki kontrol diri.
