Kontribusi Orang Yunani di Bidang Geografi



Bacalah artikel ini untuk mempelajari kontribusi orang Yunani di bidang geografi!

Para sarjana Yunani memberikan kerangka ­konsep dan model yang memandu pemikiran barat selama berabad-abad. Periode mereka dikenal sebagai ‘Zaman Keemasan Yunani’.

Sumber Gambar : upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/ba/Acropolis.JPG

Orang Yunani membuat ­kemajuan luar biasa di bidang geomorfologi, klimatologi, dan oseanografi. Di antara cendekiawan Yunani kuno Herodotus, Plato, Aristoteles, Eratosthenes adalah yang utama.

Kontribusi orang Yunani di bidang Geografi Fisik:

Orang Yunani membuat perkembangan luar biasa di bidang geografi fisik. Yunani adalah negeri dengan keanekaragaman fisik dan topografi yang besar, yang memberikan dorongan bagi pertumbuhan dan perkembangan ­geografi fisik. Yunani adalah tanah pegunungan tinggi, sungai abadi dan musiman, daerah kapur, dan tanah terjadinya berbagai fenomena seperti gempa bumi, gunung berapi dan pasang surut. Keragaman ini membuat orang Yunani berpikir di bidang ini.

Karya orang Yunani berisi banyak referensi tentang pegunungan, pembangunan delta, perubahan cuaca, angin, hujan, gempa bumi dan penyebabnya, gunung berapi, dan transformasi fitur topografi. Aristoteles menjelaskan fenomena perluasan daratan di laut dangkal dan pembentukan delta di tepi sungai Nil.

Orang Yunani percaya bahwa semua sungai abadi bersumber di pegunungan tinggi. Plato menjelaskan bagaimana penipisan hutan menyebabkan penipisan kesuburan tanah dan mengubah tanah subur menjadi topografi tandus. Plato menganggap manusia sebagai agen aktif yang mengubah muka bumi.

Orang Yunani juga mempelajari tentang samudera dan lautan dan membedakan berbagai sifat ­garis pantai, salinitas, gelombang, pasang surut, dan angin mereka.

Aristoteles dan Herodotus mengamati fenomena pasang surut di Laut Merah. Aristoteles bahkan menyebutkan tentang pasang surut dalam bukunya Meteorvlogica, tetapi penyebab gelombang pasang ia kaitkan dengan angin. Adalah Posidonius, yang setelah mengamati dengan seksama, mengatakan bahwa pada bulan baru dan bulan purnama ketika matahari dan bulan bersamaan, pasang surutnya paling tinggi sedangkan pada kuarter pertama dan kuarter terakhir paling rendah.

Orang Yunani juga mengenali empat angin utama dengan sifat dan arah yang berbeda. Angin ini disebut bores (angin utara), eurus (angin timur), notus (angin selatan), zephyrus (angin barat).

Orang Yunani membagi dunia menjadi lima zona iklim- panas terik, dua zona sedang, dan dua zona dingin. Mereka akrab dengan fakta bahwa Libya adalah tanah yang mengalami suhu tinggi. Mereka percaya bahwa orang Libya berkulit hitam karena suhu yang tinggi. Aristoteles percaya bahwa bagian yang dekat dengan khatulistiwa (Zona Terik) dan bagian yang jauh dari khatulistiwa (zona dingin) tidak dapat dihuni.

Kejadian gempa bumi yang sering terjadi di daerah pegunungan ­Yunani menarik perhatian para pemikir Yunani. Anaximender menggambarkan gempa bumi sebagai rekahan kerak bumi yang dihasilkan dengan melewati proses pengeringan, setelah sebelumnya dijenuhkan dengan uap air. Menurut Aristoteles, gempa bumi dan gunung berapi disebabkan oleh angin (gas) yang terkurung di bawah permukaan bumi dan berusaha mencari celah.

Orang Yunani juga melakukan pengamatan cermat terhadap gunung berapi dan gunung berapi yang terkait dengan gempa bumi. Para sarjana Yunani juga mengakui perbedaan flora dan fauna dari berbagai belahan dunia.

Kontribusi Orang Yunani di Bidang Matematika ­Geografi:

Ada banyak sarjana Yunani yang terlibat dalam menentukan bentuk dan ukuran bumi serta jarak dan garis lintang dengan bantuan pengamatan astronomi. Anaximander memperkenalkan instrumen yang disebut ‘gnomon’. Dengan bantuan gnomon dia mengukur ­garis lintang tempat-tempat penting dan menyiapkan peta dunia pertama untuk diskalakan. Thales dan Anaximander dianggap sebagai pendiri geografi matematika. Thales dan Aristoteles menetapkan bentuk bumi yang bulat. Eratosthenes menghitung keliling bumi sebagai 250.000 stadia (25.000 mil). Herodotus, Anaximander, Hipparchus dan Eratosthenes juga menggambar kesejajaran garis lintang.

Related Posts