Model Geografi Pertanian: Model Pengoptimal dan Model Satisficer



Model Pengoptimal:

Model pengoptimal biasanya berkaitan dengan gagasan maksimalisasi keuntungan.

Dalam model seperti itu, pola penggunaan lahan yang optimal bertumpu pada asumsi:

(i) Rasionalitas petani,

(ii) Pengetahuan yang lengkap, dan

(iii) Kemampuan yang setara untuk menggunakan pengetahuan ini.

Asumsi dan persyaratan seperti itu tidak dapat diperoleh dalam kenyataan dan pendekatan tersebut telah dikritik sebagai tidak realistis. Nyatanya, hampir tidak ada petani yang mungkin mengetahui tentang cuaca terutama curah hujan yang akan terjadi selama musim tanam tanaman atau informasi lengkap ­tentang kualitas benih dan permintaan produk. Akibatnya, model ini gagal menjelaskan realitas dasar kegiatan pertanian.

Telah dikatakan dengan tepat bahwa petani tidak dapat membuat ­keputusan ekonomi yang sempurna, kecuali secara kebetulan, dan malah bereaksi terhadap kondisi yang dirasakan dalam lingkungan yang tidak pasti. Karena kelemahan model pengoptimal ini, ‘kepuasan’ telah diajukan sebagai alternatif, yang mengarah ke ‘model pemuas’.

Model Pemuas:

Model-model ini lebih realistis dan mempertimbangkan motivasi, aspirasi, ­dan sikap petani. Model-model ini mencakup hal-hal seperti keinginan petani untuk bersenang-senang, pendapatan yang memuaskan, dengan mengorbankan maksimalisasi keuntungan. Pendekatan ini berkembang dari dua studi geografis klasik oleh Wolpert (1964) dalam analisis pertanian Swedia dan Harvey (1966) dalam tinjauan awal perkembangan teoretis dalam geografi pertanian, dan mengarah pada elemen perilaku baru dalam metodologi subjek.

Related Posts