Sifat mekanik batuan tergantung pada:
- Komposisi mineral kualitatif dan kuantitatif batuan.
- Struktur (komposisi granulomer) dan tekstur batuan, struktur internal kristal, karakter dan sifat semen antar kristal.
Kekuatan ultimat suatu batuan ditentukan dengan menguji sampel hingga kehancuran di bawah kompresi, tegangan, lentur, dan geser. Banyak batupasir yang meskipun memiliki kandungan kuarsa yang tinggi memiliki kekuatan yang sangat kecil dan akan menjadi contoh ketergantungan kekuatan batuan pada ikatan antar butiran mineral. Butiran halus yang sangat bergerigi memberikan kekuatan yang lebih tinggi daripada batupasir dengan butiran yang digulung dengan ukuran yang tidak sama.
Konsep kekuatan bukanlah sesuatu yang sederhana, karena mengacu pada ketahanan terhadap tekanan, tegangan dan benturan, dan pada saat yang sama, tuntutan yang dibuat pada batuan berbeda dalam berbagai kasus. Oleh karena itu, penggunaan batuan di masa depan harus ditentukan dengan tepat sebelum diuji.
Perbedaan yang sangat besar diamati, misalnya, antara ketahanan terhadap tekanan dan ketahanan terhadap tumbukan pada batuan padat. Dua batu dari jenis yang sama dengan ketahanan yang sama terhadap penghancuran dapat memberikan ketahanan yang berbeda terhadap gesekan. Ketahanan batuan terhadap patahan kira-kira 1/10 sampai 1/30 dari ketahanan akhir terhadap penghancuran.
Beberapa sifat fisik dan mekanik batuan, penting dalam teknologi diberikan pada tabel-7.
Resistensi terhadap Kompresi (untuk Menghancurkan):
Berbagai batas kekuatan batu bangunan penting diberikan pada tabel-6. Ketahanan terhadap kompresi ditentukan pada sampel berbentuk kubus. Sampel dihancurkan dengan tekanan yang kuat, dan nilai terbesar yang diperoleh untuk kekuatan dirujuk ke satuan luas sampel.
Keausan (abrasi atau gesekan) batuan ditentukan dengan memolesnya dengan kain ampelas di atas pelat besi yang berputar horizontal. Keausan sampel (mm) berfungsi sebagai ukuran abrasi selama pemolesan mekanis dalam kondisi standar. Lihat tabel-8.
