5 Penyebab Pemanasan Global-



Sebagian besar komunitas ilmiah dunia setuju bahwa planet kita menjadi lebih hangat dan salah satu faktor utama pemanasan global adalah aktivitas manusia. Para ilmuwan setuju bahwa pelepasan gas yang mencegah pembuangan panas bumi ke luar angkasa – sebuah fenomena yang dikenal sebagai efek rumah kaca – adalah penyebabnya. Gas-gas yang terutama bertanggung jawab atas pemanasan global meliputi uap air, karbon dioksida, metana, dinitrogen oksida, dan klorofluorokarbon (CFC). Manusia memproduksinya dengan membakar bahan bakar fosil dan terlibat dalam berbagai kegiatan pertanian dan industri. Bumi sendiri juga berkontribusi dengan proses alami yang menghasilkan gas rumah kaca dan mempercepat tren pemanasan.

Gas Rumah Kaca Adalah Penyebab Utama Pemanasan Global

Meskipun karbon dioksida mendapat tekanan paling besar sebagai biang keladi yang bertanggung jawab atas pemanasan global, uap air sebenarnya adalah gas rumah kaca paling melimpah di atmosfer. Namun, karbon dioksida masih layak mendapatkan ketenarannya. Ini mungkin merupakan komponen kecil dari atmosfer, tetapi kelimpahannya yang meningkat berkontribusi pada tren pemanasan, menurut NASA. Manusia memperparah masalah ini dengan menebang pohon yang menyerap gas ini dan dengan menambahkan gas rumah kaca lainnya ke dalam campuran melebihi gas yang masuk melalui proses alami. Selain itu, salah satu penyebab pemanasan global mungkin bersifat astronomi.

Penyebab #1: Variasi Intensitas Matahari

Bumi menerima kehangatannya dari matahari, jadi masuk akal untuk menduga bahwa bintang induk kita mungkin menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Meskipun jumlah energi yang berasal dari matahari bervariasi dan mungkin bertanggung jawab atas pemanasan di masa lalu, namun NASA dan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah mengesampingkan hal ini sebagai penyebab tren pemanasan saat ini. Energi rata-rata yang berasal dari matahari umumnya tetap konstan sejak tahun 1750, dan pemanasan tidak terjadi secara merata di seluruh atmosfer. Lapisan atas sebenarnya mendingin karena lapisan bawah menjadi lebih hangat.

Penyebab #2: Kegiatan Industri

Sejak Revolusi Industri, manusia telah membakar bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi untuk energi, yang melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Seperempatnya untuk panas dan listrik, sementara seperempat lainnya untuk proses industri dan transportasi lainnya, yang mencakup mobil, truk, kereta api, dan pesawat bertenaga bensin atau solar. Separuh energi lainnya digunakan untuk berbagai keperluan lain, termasuk pertanian, produksi semen, dan produksi minyak dan gas. Proses ini juga melepaskan gas rumah kaca lainnya, seperti metana dan CFC, meskipun konsentrasi CFC telah menurun sejak penggunaannya dilarang pada tahun 1988.

Penyebab #3: Kegiatan Pertanian

Praktik pertanian yang menghasilkan makanan bagi manusia di bumi adalah salah satu penyebab manusia dari perubahan iklim. Penggunaan pupuk komersial dan organik melepaskan nitro oksida, gas rumah kaca yang kuat. Metana, gas rumah kaca penting lainnya, berasal dari banyak sumber alam, tetapi juga dari sistem pencernaan ternak yang dipelihara untuk produksi daging serta penguraian limbah di tempat pembuangan sampah dan pembakaran biomassa.

Penyebab #4: Deforestasi

Meningkatnya permintaan daging dan sapi perah telah menyebabkan terciptanya tempat pakan ternak di kawasan hutan. Penebangan untuk kayu dan kertas dan pembersihan untuk produksi tanaman juga membutuhkan penebangan pohon, terkadang secara ilegal. Satu pohon dewasa menyerap sebanyak 48 pon karbon dioksida setiap tahun, dan menurut perkiraan, 3,5 hingga 7 miliar ditebang setiap tahun. Menurut Scientific American, penggundulan hutan bertanggung jawab atas 15 persen gas rumah kaca di atmosfer.

Penyebab #5: Umpan Balik Bumi Sendiri

Saat atmosfer menghangat, ia mampu menampung lebih banyak air, yang merupakan gas rumah kaca paling melimpah. Ini menciptakan putaran umpan balik yang mempercepat pemanasan global. Ini juga menciptakan lebih banyak awan, badai hujan, dan gejala perubahan iklim lainnya. Di kutub, pemanasan atmosfer mencairkan lapisan es, memperlihatkan air, yang kurang reflektif dibandingkan es. Air menyerap panas matahari, dan akibatnya lautan menjadi lebih hangat.

Jau-Cheng Liou/iStock/GettyImages

Related Posts