Adaptasi Cheetah untuk Hidup di Alam Savanna



Cheetah (Acinonyx jubatus) ditemukan di sabana Afrika bagian timur dan selatan, yang sebagian besar terdiri dari padang rumput yang luas dan hutan terbuka dengan kondisi semi-gurun, seperti di Namibia dan Kenya. Bertahan hidup dalam kondisi gersang yang merugikan ini bisa jadi sulit bagi hewan mana pun. Meski demikian, cheetah telah cukup beradaptasi dengan kondisi ini, terutama dalam hal berburu makanan.

Bentuk Tubuh dan Kecepatan

Cheetah, sebagai hewan karnivora, harus bertahan hidup dengan memakan hewan lain. Ciri-ciri tubuhnya memungkinkannya untuk bertahan hidup dengan sedikit mangsa di sabana. Ia memiliki tubuh yang panjang dan ramping, kaki berotot dan kepala yang kecil, dibandingkan dengan tubuhnya, merampingkannya untuk mengejar mangsa. Cheetah dapat mencapai kecepatan 70 mil per jam dan dapat menempuh jarak 115 kaki hanya dalam waktu sekitar dua detik. Ini menjadikannya hewan tercepat di dunia. Beberapa mangsanya, kecuali mungkin kijang, dapat mengimbangi kecepatan ini.

Kamuflase

Cheetah memiliki bulu berwarna kuning keemasan hingga oranye pucat. Hal ini memungkinkan cheetah untuk berkamuflase dengan mudah di padang rumput coklat sabana sambil mengintai mangsanya. Bayi cheetah memiliki surai di punggungnya, memungkinkan mereka berbaur dengan rerumputan tinggi di sabana. Bintik-bintik coklat mereka juga membuat mereka berkamuflase saat mengintai mangsa.

Anak Cheetah

Cheetah betina hanya melahirkan dua hingga empat anak. Hal ini memudahkan induk cheetah untuk mengawasi, mengelola, dan melindungi anaknya dari pemangsa. Ketika anak-anaknya tumbuh, induknya berkeliaran mencari sarang persembunyian dari pemangsa sampai anaknya cukup besar untuk melindungi diri mereka sendiri. Adaptasi lainnya adalah “prrps” dan “peeps” yang dibuat oleh anaknya yang dapat didengar dari jarak lebih dari satu mil. Selain membuat mereka tetap berhubungan satu sama lain, suara tersebut mengurangi risiko kehilangan populasi mereka karena pemangsa dengan menakut-nakuti mereka.

Kebiasaan Berburu

Kebiasaan berburu cheetah memungkinkan mereka bertahan hidup di sabana. Cheetah terutama memakan kijang Thompson, antelop, kelinci, burung unta, dan ayam mutiara, semuanya ditemukan di gurun. Cheetah lebih suka berburu di pagi hari sebelum mangsanya disiapkan untuk siang hari atau di malam hari saat mangsanya lelah. Mereka terkadang berburu berpasangan atau berkelompok jika mereka perlu menjatuhkan rusa kutub atau zebra. Saat berburu, mereka biasanya tidak menyergap mangsanya. Mereka malah mengintai mangsanya hingga jarak 100 yard karena, dalam kasus seperti itu, mangsanya akan panik. Cheetah kemudian akan berlari untuk menyerang.

Cakar yang Dapat Ditarik

Cheetah memiliki cakar yang sangat sempit dan dapat ditarik sepenuhnya yang dapat keluar dari cakarnya dan masuk kembali kapan pun ia perlu menggunakannya. Adaptasi ini berguna untuk berlari cepat saat cakar menggali jauh ke dalam bumi untuk pegangan yang lebih baik sementara cheetah mengejar mangsanya. Cakarnya juga agak melengkung sehingga saat mengejar mangsa yang kabur, cheetah dapat dengan mudah menancapkan cakarnya ke bagian belakang hewan tersebut, membawanya ke tanah. Ia kemudian mencengkeram leher mangsanya dengan rahangnya yang kuat, menyebabkan hewan tersebut mati lemas.

brittak/iStock/GettyImages

Related Posts