Adaptasi Macaroni Penguin-



Nama ilmiah penguin makaroni adalah Eudyptes chrysolophus. Itu ditemukan di semenanjung Antartika dan Kepulauan sub-Antartika. Penguin ini juga ditemukan di Kepulauan Falkland, Chili, Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan, Kepulauan Kerguelen, Kepulauan Shetland Selatan, Kepulauan McDonald, dan Kepulauan Crozet, menurut Animal Diversity Web. Penguin makaroni memiliki banyak adaptasi yang memungkinkannya bertahan hidup di lingkungan yang relatif keras.

Adaptasi Fisik

Penguin makaroni berukuran besar untuk spesies burung. Orang dewasa berukuran panjang 20 hingga 28 inci dan berat 11 hingga 13 lbs. Berbeda dengan burung terbang, penguin makaroni memiliki tulang yang padat bukan tulang yang berongga. Adaptasi berat tulang yang lebih besar memungkinkan penyelaman bawah air yang lebih dalam dan lebih lama, kata Animal Diversity Web. Adaptasi lain yang meningkatkan kemampuan berenang termasuk kaki berselaput dan ekor yang meningkatkan kemudi. Sementara penguin makaroni memiliki penglihatan yang buruk di darat, mata mereka diadaptasi untuk penglihatan bawah air yang sangat baik. Ini membantu mereka menghindari paus pembunuh dan anjing laut macan tutul, predator utama penguin makaroni.

Adaptasi Diet

Penguin ini telah beradaptasi untuk memakan krill, hewan kecil seperti udang. Mereka mungkin melakukan perjalanan jauh untuk mencapai daerah dengan populasi krill yang tinggi. Ketika krill langka, penguin makaroni memakan krustasea, ikan, dan cumi-cumi lainnya. Selama musim kawin, burung-burung ini dapat berpuasa hingga 40 hari. Setelah anak ayam menetas, mencari makan biasanya dilakukan setiap hari.

Adaptasi Komunikasi

Penguin makaroni memiliki beberapa adaptasi untuk berkomunikasi. Burung itu berkomunikasi menggunakan perilaku seperti gerakan kepala dan lambaian sirip, memberi isyarat, membungkuk dan bersolek, lapor Animal Diversity Web. Vokalisasi individu adalah metode komunikasi lainnya.

Adaptasi Reproduksi

Dua telur biasanya diletakkan oleh penguin makaroni betina. Telur pertama lebih kecil dan kecil kemungkinannya untuk menetaskan anak ayam yang sehat. Oleh karena itu, satu anak ayam per keluarga adalah konfigurasi umum. Karena penguin hidup di lingkungan yang dingin, inkubasi telur yang tepat sangat penting. Kedua induk mengikuti jadwal inkubasi yang ketat, di mana jantan dan betina berbagi tanggung jawab bersarang. Setelah anak ayam menetas, pejantan merawatnya sementara betina mengumpulkan makanan.

Paul A. Souders/Corbis Documentary/GettyImages

Related Posts