Definisi Konsumen Tersier- Sifat



Ketika kita memikirkan rantai makanan yang paling sederhana, kita cenderung membayangkan pemakan daging memangsa pemakan tumbuhan: macan tutul mencekik kijang, atau Tyrannosaurus (dengan hati-hati) menjatuhkan Triceratops . Sebenarnya, banyak hewan karnivora juga dengan senang hati memakan sesama karnivora, kebiasaan yang mengklasifikasikan mereka sebagai konsumen tersier. Seperti yang Anda duga, konsumen tersier bertanggung jawab atas beberapa makhluk paling mengesankan di planet ini, dan “anjing top”, jika Anda mau, dari jaring makanan lokal – meskipun pada akhirnya mereka jatuh ke piring makan malam. pemulung dan pengurai.

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Konsumen tersier adalah: hewan karnivora yang memangsa konsumen sekunder, yang juga merupakan pemangsa konsumen primer.

Rantai Makanan dan Tingkat Trofik

Rantai makanan dan piramida energi menggambarkan hubungan energik antara organisme dalam suatu ekosistem. Posisi relatif organisme tertentu dalam rantai makanan atau piramida itu disebut “tingkat trofik”. Tingkat trofik dasar meliputi produsen primer, konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen tersier. Produsen utama – tumbuhan hijau, untuk sebagian besar masyarakat terestrial – mengubah energi matahari menjadi energi makanan; mereka “autotrof”, mampu membuat makanannya sendiri. Konsumen primer memakan produsen primer untuk mendapatkan energi makanan itu, yang tidak dapat mereka produksi sendiri. Contoh konsumen primer mencakup sejumlah herbivora, dari kumbang hingga bison. Konsumen sekunder memakan produsen primer. Konsumen tersier memakan konsumen sekunder, meskipun mereka mungkin juga memakan konsumen primer, atau bahkan – dalam kasus omnivora seperti beruang coklat – produsen primer juga.

Contoh Rantai Makanan

Konsumen tersier datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Seekor ikan sarden kecil yang memakan zooplankton yang lebih kecil adalah konsumen tersier, begitu pula hiu putih besar yang sedang mengunyah ikan todak atau singa laut. Sebagian besar konsumen tersier terestrial juga berperan sebagai konsumen sekunder dengan memberi makan pada berbagai tingkat trofik. Misalnya, burung hantu bertanduk besar berfungsi sebagai konsumen sekunder saat memangsa cottontail pemakan tumbuhan (konsumen primer) dan sebagai konsumen tersier saat ia memakan sigung atau elang pemakan daging. Konsumen tersier lainnya – omnivora, yang mengonsumsi tumbuhan dan hewan – memberi makan pada tiga tingkat trofik dengan menambahkan produsen utama ke dalam makanan mereka. Dalam minggu tertentu, seekor rubah merah, misalnya, mungkin memakan buah beri matang dari semak (produsen utama), menerkam tikus (konsumen primer) dan merebut musang (konsumen sekunder). Contoh rantai makanan ini menunjukkan keragaman konsumen tersier di alam dan struktur variabel dari banyak rantai makanan.

Konsumen Tersier sebagai Apex Predator

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh ikan sarden, banyak konsumen tersier yang menjadi mangsa konsumen tersier lainnya, tetapi beberapa menempati anak tangga teratas rantai makanan sebagai “predator puncak”, yang tidak secara aktif dimangsa oleh makhluk lain mana pun. Contoh binatang buas yang tangguh termasuk orca (paus pembunuh), elang emas, singa, beruang kutub, dan buaya Indo-Pasifik. Tentu saja, banyak organisme mengkonsumsi predator puncak ini setelah mereka mati: mulai dari pemulung burung dan mamalia hingga serangga, jamur, bakteri, dan pengurai lainnya.

LorraineHudgins/iStock/Getty Images

Related Posts