Empat Perbedaan Terbesar Antara Lautan & Air Tawar-



Air asin, yang ditemukan di lautan dan lautan di bumi, sangat berbeda dengan air tawar yang terkandung di dalam danau, sungai, dan sungai di seluruh dunia. Spesies tumbuhan dan hewan diadaptasi untuk hidup di satu jenis air atau yang lain, tetapi hanya sedikit yang dapat tumbuh subur di keduanya. Beberapa spesies dapat mentolerir apa yang disebut air payau, yang terjadi ketika air tawar dari sungai atau sungai mengalir ke badan air asin dan menurunkan salinitas air asin.

Salinitas

Mungkin perbedaan terbesar ada pada namanya sendiri. Air asin mengandung garam, atau natrium klorida. Air tawar mungkin mengandung sedikit garam, tetapi tidak cukup untuk dianggap sebagai air asin. Air laut memiliki salinitas rata-rata 3,5 persen. Artinya, terdapat 35 gram garam yang terlarut dalam setiap liter air laut. Salinitas cocok untuk perbedaan lain antara laut dan air tawar dan juga menimbulkan tantangan bagi organisme yang tumbuh subur di air asin. Dipercayai bahwa garam dalam air laut berasal dari pencucian garam dari dasar laut serta garam yang terbawa dari sungai dan sungai.

Kepadatan

Air asin lebih padat daripada air tawar karena natrium klorida terlarut di dalamnya. Ini berarti volume spesifik air asin lebih berat daripada volume air tawar yang sama. Air asin yang lebih hangat kurang padat dibandingkan air asin yang lebih dingin, yang menyebabkan air yang lebih dingin tenggelam ke dasar laut. Sementara air yang lebih dingin lebih padat, ketika air membeku menjadi es, kepadatannya menjadi kurang dan mengapung di permukaan.

Titik beku

Titik beku dan titik didih air laut berbeda dengan air tawar, tetapi hanya titik beku yang diperhatikan di alam. Titik beku rata-rata air laut adalah -2 derajat Celcius, meski bisa lebih rendah dari itu jika kandungan garamnya lebih tinggi atau airnya di bawah tekanan. Titik beku khas untuk air tawar adalah 0 derajat Celcius.

Tonisitas

Ketika air dengan konsentrasi garam yang berbeda, atau zat terlarut apa pun, ditempatkan melintasi membran semipermeabel, air akan mengalir ke sisi membran dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dalam upaya untuk meratakan konsentrasi zat terlarut. Saat membahas air, tonisitas penting bagi spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam badan air. Air asin bersifat hipertonik terhadap jaringan pada tumbuhan dan hewan. Ini berarti organisme ini kehilangan air ke lingkungannya. Akibatnya, mereka harus terus menerus minum air putih dan menghilangkan garam. Sebaliknya, air tawar bersifat hipotonik bagi hewan dan tumbuhan. Organisme ini jarang perlu mengambil air, tetapi harus mengeluarkannya sesering mungkin karena air mudah diserap dalam upaya untuk meratakan konsentrasi garam. Adaptasi ini dikenal sebagai osmoregulasi.

mihtiander/iStock/GettyImages

Related Posts