Tahapan Benih Mongo-



Biji mongo adalah tauge putih yang biasa terlihat di toko dan restoran. Mereka juga dikenal sebagai kacang hijau, atau kacang hijau; nama taksonomi mereka adalah Vigna radiata. Mereka mudah bertunas di ruang kelas atau rumah, dan mereka mengilustrasikan tahapan perkecambahan bibit dikotil – singkatnya dikotil. Dikotil bertunas dengan daun terpisah pada batangnya, tidak seperti monokotil berdaun tunggal seperti rumput. Mongo juga bersifat epigeal, artinya bibit muncul dari kulit bijinya dan meninggalkannya di bawah tanah.

Mengambil Air

Langkah pertama adalah merendam biji kering agar menyerap air untuk memulai proses perkecambahan. Kacang apa pun yang mengapung tidak akan layak. Diberikan satu hari perendaman, kacang akan membengkak saat dimasukkan ke dalam air. Kacang hijau lebih dari dua kali lipat beratnya, dan hampir tiga kali lipat volumenya. Meskipun ketinggian air dalam wadah tidak berubah, biji yang membengkak mengambil proporsi volume yang lebih besar.

Sebuah Akar Muncul

Sekam biji, yang disebut testa, membengkak lebih cepat daripada bibit embrio di dalamnya. Tanda perkecambahan yang pertama adalah munculnya ujung akar berwarna putih yang disebut radikula. Karena proses pertumbuhan ini membutuhkan oksigen, biji dikeringkan agar terpapar udara saat bertunas. Setiap hari, akar ini tumbuh lebih panjang. Jika kacang bertunas di tanah, belum ada yang terlihat di atas permukaan saat ini terjadi.

Menumpahkan Sekam Benih

Munculnya radikula memulai pemisahan testa. Selanjutnya bulu kecil – kuncup pertama tanaman – melepaskan testa dengan tumbuh darinya. Ini akan menjadi bagian di atas tanah dari tanaman dewasa yang tegak, dimulai dengan kotiledon – set pertama dari daun embrio yang sederhana. Kacang hijau menunjukkan perkecambahan epigeal, di mana testa tertinggal di bawah permukaan tanah. Bulu kecil didorong ke atas oleh pertumbuhan radikula, yang juga menumbuhkan rambut akar untuk mengumpulkan kelembapan dan nutrisi dari tanah.

Daun Sejati Berkembang

Saat bulu kecil menembus permukaan tanah, kotiledon di ujungnya terbuka untuk menghadirkan dua daun pertama, menjadikan kacang hijau sebagai dikotil. Daun embrionik ini memiliki bentuk lonjong yang sederhana, tidak seperti daun asli tanaman dewasa yang akan tumbuh nantinya. Mereka menyimpan nutrisi dari benih asli, untuk memberi makan perkembangan daun sejati pertama. Saat daun berkembang, kotiledon layu, dan tanaman muda telah meninggalkan tahap pembibitan.

EnlightenedMedia/iStock/GettyImages

Related Posts