Tumbuhan & Hewan di Sekitar Gunung Berapi-

Tumbuhan & Hewan di Sekitar Gunung Berapi-

Kami biasanya menganggap letusan gunung berapi sebagai peristiwa bencana dan sangat merusak. Meskipun benar bahwa gunung berapi dapat menyebabkan kehancuran besar, ia juga dapat bermanfaat secara ekologis dengan membentuk habitat dan menyuburkan tanah. Bahkan setelah letusan besar, berbagai macam tumbuhan dan hewan dapat dengan cepat mengkolonisasi kembali bentang alam yang terkena dampak dan membangun kembali ekosistem.

Letusan gunung berapi

Dampak langsung dari letusan gunung berapi dapat menghancurkan tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Gunung berapi yang meletus dapat melepaskan gas, abu dan magma, campuran batuan cair, kristal, dan gas. Magma, disebut “lava” setelah mencapai permukaan bumi, suhu biasanya berkisar antara 600 hingga 1200 derajat Celcius, atau 1112 hingga 2192 derajat Fahrenheit. Lava yang mengalir dan aliran lumpur yang terkait dengan letusan serta longsoran puing dapat membunuh tumbuhan dan hewan secara langsung, dan juga berdampak besar pada organisme dengan mengubah habitat dan sumber daya. Abu vulkanik, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada hewan, juga dapat membunuh serangga karena konsistensinya yang tajam; ini, pada gilirannya, mempengaruhi pasokan makanan burung dan kelelawar pemakan serangga, setidaknya dalam jangka pendek.

Tanah Vulkanik

Meski letusan gunung berapi sangat merusak, namun juga memiliki manfaat bagi ekosistem di sekitar gunung berapi. Magma dapat mengandung silika, besi, magnesium, kalsium, kalium dan natrium, sehingga tanah yang berasal dari pelapukan batuan vulkanik dan abu seringkali sangat kaya nutrisi. Kesuburan tanah seperti itu mendukung pertumbuhan vegetasi, membantu pemulihan ekosistem setelah ledakan. Ini juga menjelaskan produktivitas besar lahan pertanian di sekitar banyak gunung berapi di dunia.

Ekosistem Kembali

Tumbuhan yang tumbuh di sekitar gunung berapi berperan penting dalam membangun kembali ekosistem. Ada banyak cara tumbuhan kembali ke ekosistem: Benih tumbuhan dapat dilindungi di dalam tanah selama letusan, misalnya, atau benih dapat disimpan di suatu daerah kemudian oleh angin atau burung. Semak, pakis, dan tanaman kecil lainnya seperti lumut sering kali menjadi yang pertama mulai tumbuh. Pertumbuhan mereka membantu memecah batu menjadi tanah untuk tanaman lain. Hujan juga merupakan faktor pemulihan, dengan daerah yang memiliki curah hujan tinggi seringkali pulih lebih cepat daripada daerah kering.

Tumbuhan dan Hewan

Spesies tumbuhan dan hewan tertentu yang menghuni gunung berapi akan bervariasi tergantung pada konteks geografis yang lebih luas. Misalnya, kepulauan vulkanik Hawaii diisolasi oleh lautan terbuka sepanjang ribuan mil, terutama membatasi fauna asli untuk hewan yang dapat terbang, berenang, atau rakit dari daratan yang jauh, seperti:

  • serangga
  • kelelawar
  • burung-burung
  • kura-kura

Banyak dari organisme ini – yang, karena pengasingan ekstrim mereka dari kerabat daratan, berevolusi menjadi bentuk yang sangat unik – kini terancam oleh spesies invasif eksotik seperti kucing yang dibawa oleh manusia. Gunung berapi yang kurang terisolasi biasanya memiliki ekosistem yang lebih bervariasi. Gunung St. Helens di Cascade Range, misalnya, mendukung segala sesuatu mulai dari katak dan tikus hingga rusa, rusa berekor hitam, beruang hitam, dan singa gunung.

Termofil

Beberapa bentuk kehidupan, yang dikenal sebagai termofil, telah beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas dan sebenarnya dapat hidup dalam kondisi vulkanik. Thermophiles umumnya adalah mikroorganisme. Misalnya, kolam air panas di Taman Nasional Yellowstone, yang dipanaskan oleh aktivitas panas bumi vulkanik dan seringkali di atas titik didih air, adalah rumah bagi komunitas mikroorganisme termofilik yang berkembang pesat. Enzim yang diadaptasi secara khusus, yang dikenal sebagai ekstremozim, melindungi organisme ini dari suhu ekstrem.

Alvaro Faraco/iStock/GettyImages

Related Posts