Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah



1. Dalam ciri kebahasaan teks cerita sejarah terdapat kata ganti atau pronomina. Pronomina dibagi menjadi 2, diantaranya: Pronomina Persona dan Pronomina Penunjuk. Pronomina atau kata ganti yang dipakai untuk mengacu pada crang disebut pronomina persona, misalnya ia, -nya, mereka, ketika, kita, dan kami. Sedangkan pronomina atau kata ganti yang dipakai untuk mengacu pada tempat, waktu, atau suatu peristiwa disebut pronomina penunjuk, misalnya ini,itu, di sini, di sana, di situ.

– Contoh pronomina persona: Laksamana Maeda, seorang kepala kantor perhubungan angkatan laut dan angkatan darat Jepang, mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.

– Contoh pronomina penunjuk: Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajahan. Bangsa Indonesia melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan.

2. Kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat dipakai untuk menguraikan urutan-urutan peristiwa atau konflik dalam teks cerita sejarah.

– Contohnya: Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdengklok oleh golongan muda yang di pimpin oleh Shodanco Singgih.

3. Kata kerja (verba) material digunakan untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, menyapu.

– Contohnya: Ir. Soekarno menulis teks proklamasi yang terdiri dari kalimat yang berbunyi: “Kami bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia”.

4. Konjungsi (kata sambung) temporal banyak bermanfaat untuk menata urutan peristiwa yang diceritakan dalam teks cerita sejarah, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, atau, dan karena.

– Contohnya: Pagi harinya atau tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, pukul 10.00 WIB Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat tanpa teks.

Related Posts