Mari belajar mengenai Komunikasi pasif: apa itu dan bagaimana mengenalinya dalam 4 karakteristik

Komunikasi dapat dibangun dengan berbagai cara. Pada akhirnya, kebutuhan, preferensi, dan pola kepribadian orang secara umum sangat memengaruhi cara kita mengekspresikan ide, keyakinan, dan perasaan. Komunikasi pasif adalah contohnya.

Pada artikel ini kita akan melihat apa saja karakteristik dari jenis komunikasi ini, bagaimana hal itu diungkapkan, apa kekurangannya dan bagaimana mungkin untuk meningkatkan dalam hal ini.

  • Artikel terkait: ” 3 gaya komunikasi, dan cara mengenalinya “

Apa itu komunikasi pasif?

Ringkasan dan definisi sederhana tentang apa itu komunikasi pasif adalah sebagai berikut: pola komunikatif yang dicirikan oleh penghindaran masuk ke dalam konfrontasi langsung dengan orang lain melalui apa yang diungkapkan.

Dengan demikian, ini adalah bagian dari dinamika hubungan dengan orang lain di mana hampir tidak ada ketegasan dan perasaan rentan muncul.

Karakteristik dasarnya

Selanjutnya kita meninjau karakteristik mendasar dari komunikasi pasif.

1. Bahasa non-verbal tetap low profile

Apa yang dikatakan tidak mengambil makna hanya berdasarkan frasa dan kata yang digunakan, tetapi juga bagaimana mengatakannya harus diperhitungkan. Dan, lebih khusus lagi, bahasa non-verbal yang menyertai pesan yang disampaikan secara verbal.

Dalam kasus komunikasi pasif, gaya komunikasi non-verbal yang mengungkapkan ketundukan berlaku: menghindari tatapan atau tatapan rendah orang lain, nada suara agak lebih rendah dari yang lain, postur defensif, dll.

  • Anda mungkin tertarik: ” Ketegasan: 5 kebiasaan dasar untuk meningkatkan komunikasi “

2. Sering menggunakan perspektif impersonal

Ada pendapat dan sudut pandang tertentu yang diungkapkan oleh orang-orang yang mengadopsi komunikasi pasif, tetapi jika mereka pikir mereka sedikit bermasalah karena melibatkan hal-hal yang mengganggu pendengar, mereka sering menggunakan nada impersonal daripada orang pertama.

Misalnya, untuk meminta agar suatu kerusakan di kantor diperbaiki, tidak akan disebutkan kerusakan yang sebenarnya kesalahan itu ada untuk diri sendiri, melainkan bahwa penyajian masalahnya akan lebih seperti “alangkah baiknya jika kesalahan itu diperbaiki”. Ini adalah penggunaan pasif yang sesuai dengan konsep komunikasi pasif.

3. Menghindari konfrontasi langsung dan penggunaan eufemisme

Ciri khas lain dari komunikasi pasif adalah tidak menunjukkan secara langsung adanya benturan ide atau kepentingan. Sebaliknya, jika memang ada ketidakcocokan pendapat atau kebutuhan, itu diungkapkan dengan cara yang seharusnya netral, seolah-olah semua pihak yang terlibat dalam percakapan benar-benar mencari solusi win-win, bahkan ketika itu sebenarnya tidak..begitulah.

Misalnya, jika dua orang melamar posisi yang sama, dapat dikatakan bahwa keduanya “mencari tempat Anda di perusahaan”.

4. Menghindari mengungkapkan perasaan

Orang yang menyesuaikan diri dengan pola komunikasi pasif yang khas cenderung tidak membicarakan perasaan mereka seolah-olah mereka adalah bagian dari argumentasi yang mendukung klaim mereka, bahkan ketika ini relevan dengan topik yang sedang dibahas. Dalam kasus ini, sekali lagi, cara berbicara yang tidak bersifat pribadi digunakan.

Kelemahan dari pola perilaku ini

Seperti yang telah kita lihat, dalam komunikasi pasif jelas tidak ada ketegasan. Sebagai konsekuensi dari ini, mungkin ada beberapa konsekuensi.

Entah muncul kesalahpahaman, karena ada bagian informasi yang tidak diungkapkan padahal penting, atau orang yang mempertahankan komunikasi pasif melihat bagaimana kebutuhannya tidak terpenuhi dan kepentingannya tidak diperhitungkan. Kasus kedua ini juga memiliki dampak negatif yang berasal dari situasi ini.

Secara khusus, fakta tidak mengungkapkan kebutuhan dan perasaan sendiri menyebabkan kelelahan psikologis (dan seringkali juga fisik, jika itu menyebabkan harus berusaha lebih keras untuk mencapai kepuasan total atau sebagian dari suatu kebutuhan). Seiring berjalannya waktu, komunikasi pasif mengarah pada akumulasi frustrasi, alasan kebencian, dan ketidaknyamanan umum.

Pada akhirnya, semua ini dapat memicu krisis psikologis, atau bahkan ledakan kemarahan yang bertentangan dengan kecenderungan low profile yang menjadi ciri komunikasi pasif. Ketika ini terjadi, sulit untuk mempertahankan pengaturan emosi yang benar, dan mungkin tidak hanya membahayakan kesejahteraan Anda sendiri, tetapi juga merusak hubungan pribadi atau menyalahkan orang yang tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Secara umum, komunikasi pasif mendorong pemeliharaan harga diri yang rendah, karena membantu melestarikan dinamika kepatuhan kepada orang lain.

  • Artikel terkait: ” Harga diri rendah? Ketika Anda menjadi musuh terburuk Anda “

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan gaya komunikasi?

Walaupun kelihatannya komunikasi pasif berfungsi untuk menghindari konflik, namun pada kenyataannya tidak demikian, karena tanpa ketegasan selalu ada satu pihak yang dirugikan, sedangkan ada pihak lain yang terbiasa dengan kepentingannya. Itulah mengapa ada baiknya keluar dari gaya komunikasi pasif. Untuk mencapainya, ada baiknya mengikuti tips berikut.

  • Hindari permintaan maaf yang tidak perlu.
  • Bandingkan pentingnya kebutuhan Anda sendiri dan orang lain.
  • Menemukan konteks untuk membicarakan perasaan Anda sendiri secara objektif berguna.
  • Temukan formula untuk mulai menggunakan ketegasan dalam hubungan.