Jenis Pertanian: 3 Jenis Pertanian Teratas



Artikel ini menyoroti tiga jenis pertanian teratas berdasarkan pasokan kelembaban dan air. Jenisnya adalah: 1. Lahan Basah 2. Lahan Irigasi 3. Lahan Kering.

Jenis Pertanian # 1. Pertanian Basah:

Pertanian lembab lazim di daerah di mana curah hujan melimpah, kelebihan air disimpan dan disediakan untuk lahan pertanian — secara sistematis. Musim hujan adalah musim tanam, panen dilakukan pada bulan kemarau. Sesuai dengan sifat dan karakteristik curah hujan, pola tanam ­bervariasi dari satu daerah ke daerah lain.

Tanaman tadah hujan—beras, rami, tebu, dll.—lebih disukai. Pertanian lembab dipraktikkan di seluruh wilayah monsun-Asia, Afrika Tropis, dan Mediterra ­nean. Sistem pertanian relatif hemat biaya karena irigasi tidak diperlukan.

Beberapa karakteristik utamanya adalah:

(a) Metode bertani relatif lebih murah daripada metode lainnya.

(b) Pertanian dimulai pada awal musim hujan.

(c) Jenis dan karakteristik tanaman diatur oleh jumlah curah hujan tahunan.

(d) Kuantum produksi juga diatur oleh jumlah periodisitas curah hujan.

Pertanian ini terkadang menghadapi masalah:

(i) Karena curah hujan yang berlebihan, genangan air dan banjir menciptakan malapetaka dan menghancurkan seluruh produksi.

(ii) Karena curah hujan yang tinggi, erosi tanah mempercepat dan menurunkan kesuburan tanah.

(iii) Karena ketergantungan yang tinggi pada curah hujan, hanya datangnya hujan tepat waktu yang menjamin penanaman. Musim kering yang panjang dapat merusak proses penanaman.

Jenis Pertanian # 2. Pertanian Irigasi:

Pertanian irigasi lazim di daerah di mana curah hujan bersifat musiman dan terbatas pada ­musim tertentu. Kelebihan jumlah air pada bulan-bulan terbasah dipertahankan sedemikian rupa sehingga dapat disediakan untuk lahan pertanian selama bulan-bulan kering melalui jaringan irigasi yang sistematis.

Daerah berpenduduk padat di tanah monsun Asia Tenggara—bersama dengan Asia subtropis dan Afrika—mempraktikkan jenis sistem pertanian ini. Bendungan besar dibangun melintasi sungai-sungai besar seperti Gangga, Indus, Irrawaddy, Menam, Mekong, San-Joaquin yang menyediakan banyak air di bagian yang lebih kering di tahun itu untuk keperluan irigasi.

Ciri khas dari jenis pertanian ini adalah:

(i) Sistem ini mahal karena memerlukan pembangunan bendungan, kanal, dll. Untuk mengimbangi biaya produksi yang tinggi ini, diproduksi sereal yang mahal seperti tebu dan rami.

(ii) Irigasi memungkinkan penanaman sepanjang tahun; bahkan tanah marjinal dibudidayakan.

(iii) Budidaya ditujukan untuk pasar domestik dan internasional.

(iv) Bercocok tanam dilakukan secara intensif. Input pertanian seperti pupuk, benih HYV, pestisida dan mesin digunakan untuk meningkatkan produktivitas.

Masalah utama pertanian irigasi adalah:

  1. Area yang luas dibutuhkan untuk proyek irigasi.
  2. Karena pemindahan penduduk, rehabilitasi membutuhkan biaya yang sangat besar.
  3. Karena pengairan yang intensif, kualitas tanah segera menurun dan erosi tanah semakin cepat.
  4. Irigasi intensif meningkatkan salinitas tanah, mengakibatkan infertilitas dini.

Jenis Pertanian # 3. Pertanian Kering:

Pertanian kering tersebar luas di daerah dengan curah hujan tahunan serendah 50 cm atau kurang dan irigasi tidak dapat dilakukan. Karena curah hujan yang tidak memadai, segala upaya dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan air yang tersedia. Pertanian kering adalah praktik kuno di daerah semi kering, daerah sub-gurun, dan daerah dataran tinggi pedalaman yang kering.

Tanah lempung berpasir di daerah semi-kering mengandung lebih banyak mineral, karena sangat sedikit pencucian yang terjadi tanpa adanya curah hujan yang tinggi. Tanah di daerah ini tetap subur.

Tujuan utama petani adalah untuk mempertahankan sedikit air hujan dan mengoptimalkan penggunaan air ini secara ilmiah dan sebaik mungkin. Terasering, perataan, konstruksi yang berdekatan dengan lahan dan penyiangan teratur adalah beberapa tindakan yang membantu menjaga kelembaban tanah.

Area pertanian kering utama di dunia adalah:

(a) Bagian barat AS dan Kanada di Amerika Utara.

(b) Daerah dataran tinggi di pedalaman Meksiko di Amerika Tengah.

(c) wilayah Libanon, Israel, Mesir, Suriah, Turki dan Palestina di Timur Tengah.

(d) Rajasthan Barat dan Cina Tengah, dll.

Beberapa ciri khasnya adalah:

(a) Untuk menghemat air, tanah dibuat terasering sedemikian rupa sehingga tidak dapat tersapu air seluruhnya dapat digunakan untuk penanaman.

(b) Tanah dijaga sangat gembur dengan pembajakan yang intensif sehingga air hujan dapat menembus lebih dalam.

(c) Debu tanah yang lepas biasanya disemprotkan di atas lahan untuk melindungi penguapan dan erosi tanah dari aksi angin.

(d) Sumur atau kanal yang lebih dalam dibangun untuk menampung air hujan.

(e) Gulma dihilangkan, jika tidak, gulma dapat mengkonsumsi sedikit air yang tersedia.

(f) Karena kekurangan air, hanya tumbuh tanaman yang membutuhkan sedikit air.

(g) Upaya yang dilakukan untuk memanen tanaman dengan cepat.

(h) Karena ini adalah pertanian padat modal, semua upaya dilakukan hanya untuk menanam tanaman yang berharga, sehingga rasio biaya-manfaat tetap positif.

Related Posts