Perbandingan antara Energi Bernyawa dan Energi Mati



Perbandingan antara energi hidup dan mati.

  1. Skala Besar:

Energi bernyawa diproduksi hanya untuk penghidupan manusia. Jadi, skalanya kecil. Energi mati atau bebas, memiliki potensi yang sangat besar, berskala besar.

  1. Biaya Rendah:

Biaya produksi per unit energi hidup jauh lebih tinggi dibandingkan dengan energi mati.

  1. Daya Tinggi:

Kekuatan motif energi mati jauh lebih banyak daripada energi hidup.

  1. Lebih Banyak Keluaran:

Sejumlah energi hidup dikonsumsi oleh produsen itu sendiri untuk makanannya, misalnya, beberapa asupan makanan oleh banteng sangat penting untuk kelangsungan hidupnya, meskipun ia tetap diam.

  1. Skala Tidak Terbatas:

Sebagian besar keluaran energi bernyawa memiliki skala yang sangat terbatas sementara keluaran energi yang tidak bernyawa sangat besar.

  1. Skenario Ekonomi yang Ditingkatkan:

Pola dan karakteristik penggunaan energi telah banyak berubah setelah masuknya energi mati, misalnya, pola transportasi, kecepatan dan volume meningkat berlipat ganda setelah masuknya energi mati.

  1. Peningkatan Perdagangan & Perdagangan:

Mengikuti semakin banyak penggunaan energi mati di semua bidang seperti sektor pertanian, industri dan pertambangan, pertumbuhan output yang radikal mempercepat kuantum dan besarnya perdagangan dan perdagangan di seluruh dunia.

  1. Peningkatan Kreativitas:

Terlepas dari keuntungan materi, kami juga dapat memperoleh lebih banyak waktu luang dan kenyamanan setelah penyebaran budaya mesin. Pengurangan tenaga kerja dan waktu memungkinkan kita untuk berkonsentrasi pada karya yang lebih kreatif, karya inovatif dan karya seni yang lebih baik. (Tentu saja, hanya sedikit dari kita yang memanfaatkan kesempatan ini!)

  1. Lebih Dapat Dipasarkan:

Energi mati lebih bisa diperdagangkan daripada energi hidup. Karena murni diukur dengan satuan standar, ini diterima secara luas dalam perdagangan Internasional.

  1. Peningkatan Fungsi:

Dibandingkan dengan energi hidup, energi mati lebih fungsional.

  1. Instrumen Perubahan Sosial:

Sejak Revolusi Industri telah terjadi perubahan-perubahan kualitatif dalam proses produksi, faktor-faktor produksi dan hubungan ­antara pekerja dan pemilik. Jadi, energi mati dan penggunaannya yang lebih besar mendorong perubahan lanskap sosial.

  1. Peningkatan Ketidakharmonisan Sosial:

Energi mati sekarang semakin banyak digunakan dalam pembuatan bahan perang yang merusak seperti misil dan perangkat nuklir yang tidak hanya mengganggu keharmonisan sosial, tetapi, pada akhirnya, mengancam kepunahan peradaban kita.

  1. Masalah Pengangguran:

Lebih banyak penggunaan energi mati, lebih banyak penggunaan mesin, lebih banyak otomatisasi identik dengan lebih banyak pengangguran. Sehingga memperparah masalah pengangguran dalam ekonomi padat karya, misalnya di India dan China.

  1. Tidak Ramah Lingkungan:

Energi mati, khususnya bahan bakar fosil dapat merusak keseimbangan alam, dan mengganggu lingkungan alam. Pemanasan global, penghancuran hutan hujan Amazon, polusi laut, sungai, danau, gas beracun di atmosfer mencekik kita – semuanya mengarah pada kematian ekologis.

Related Posts