Dampak Ekologis Peternakan Ayam-



Konsumsi tahunan daging ayam per kapita di Amerika Serikat meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 1965 dan 2012, dari 33,7 pound menjadi 81,8 pound, berdasarkan data Departemen Pertanian AS. Dengan meningkatnya permintaan akan makanan yang dianggap ekonomis dan sehat, peternakan ayam pun berkembang. Karena peternakan ayam pabrik mengkonsentrasikan ayam dalam jumlah besar di area kecil, produksi kotoran dan kotoran, hewan yang sakit dan mati, patogen mikroba, dan aditif pakan berdampak buruk pada lingkungan. Peternakan ayam jenis ini mencemari tanah dan mencemari udara dan air, mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan.

Ikan dan Satwa Liar

Limbah tinja yang dihasilkan oleh peternakan ayam dalam jumlah besar, bersama dengan bulu, alas tidur, dan ayam mati, sulit dikelola di tempat pembuangan sampah atau sebagai kompos. Penyimpanan limbah atau pemupukan tanah yang berlebihan dengan kotoran ayam dapat menyebabkan limpasan ke sungai, danau dan kolam. Kotoran mengandung fosfor dan nitrogen, dan limpasan yang membawa unsur hara ini menyebabkan ganggang mekar di air tawar. Mekar ganggang mengurangi penetrasi sinar matahari dalam air, memotong suplai oksigen ke tanaman bawah air, suatu kondisi yang dikenal sebagai eutrofikasi. Hal ini menyebabkan kematian ikan. Logam berat dan mikroba patogen pada kotoran ayam juga merugikan dan menyebabkan penyakit pada satwa liar darat.

Air minum

Limpasan dari daerah dengan kotoran ayam dan limbah mencemari air permukaan dan air tanah, yang merupakan sumber air minum. Mekarnya ganggang dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan mikroba Pfiesteria piscicida, yang membuat hewan dan manusia sakit jika ada di air minum. Nitrogen dalam kotoran ayam mudah diubah menjadi nitrat di sumber air untuk air minum. Kontaminasi nitrat lebih banyak terjadi di air tanah daripada air permukaan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan. Kadar nitrat yang tinggi dalam air minum menyebabkan “sindrom bayi biru” (methemoglobinemia) dan bisa berakibat fatal. Pengolahan air konvensional tidak menghilangkan kelebihan nitrat dan membutuhkan perawatan khusus yang lebih mahal, lapor EPA.

Udara

Operasi peternakan ayam besar menyebabkan bau dan emisi amonia, hidrogen sulfida dan debu unggas, mengandung bakteri, racun bakteri dan kotoran kulit ayam. Baik penduduk sekitar maupun pekerja di industri perunggasan menghirup udara tercemar yang berasal dari peternakan ayam tersebut. Amonia di udara menyebabkan iritasi mata dan paru-paru. Kotoran ayam juga menghasilkan nitrogen oksida, komponen kabut asap. Untuk mengurangi emisi nitrogen dari kotoran ayam, berbagai negara di dunia sedang mempertimbangkan untuk menambahkan enzim peningkat pencernaan ke pakan ayam, menurut BioTimes. Udara juga terkontaminasi mikroorganisme berbahaya yang berasal dari ayam yang digunakan untuk produksi makanan, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Infection and Public Health.

Tanah

Kotoran ayam, terutama saat diolah ke dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman. Tetapi pemupukan yang berlebihan merusak tanaman dan dapat mengakibatkan limpasan yang terkontaminasi. Kotoran ayam juga merupakan sumber garam, logam berat, jejak antibiotik dan hormon. Kotoran atau pupuk kandang terkadang mengandung larva cacing cecal yang menyebabkan penyakit komedo. Cacing tanah memakan larva, dan satwa liar yang memakan cacing tanah ini akan sakit dan mati. Tanah juga bisa menjadi sumber patogen lain dari pembuangan ayam mati atau kotoran ayam yang disimpan di dekat atau tersebar di atas lahan. Ini memuakkan unggas liar khususnya.

Jupiterimages/BananaStock/Getty Images

Related Posts