Dampak Polusi pada Monumen Bersejarah-



Efek polusi tidak terbatas pada lingkungan. Potensi kerusakan monumen bersejarah sudah terealisasi. Beberapa kerusakan, seperti dari angin atau hujan, tidak dapat dihindari. Namun, polusi menyumbang faktor risiko tambahan yang dapat meningkatkan tingkat kerusakan. Efeknya mungkin kecil, seperti menghitamnya permukaan monumen karena debu. Dampak lain dapat memiliki konsekuensi permanen.

Makna

Gambar Svetlana Larina/iStock/Getty

Polusi berdampak negatif terhadap monumen dan bangunan bersejarah di seluruh dunia, dari Acropolis di Yunani hingga Lincoln Memorial milik Amerika. Ancamannya adalah risiko kehilangan struktur yang tak tergantikan ini selamanya. Banyak dari monumen ini memiliki nilai budaya dan estetika yang tidak ternilai harganya.

Hujan asam

Gambar Radist/iStock/Getty

Salah satu bentuk polusi yang lebih merusak adalah hujan asam. Hujan asam terjadi ketika emisi bahan bakar fosil yang mengandung sulfur dioksida bergabung dengan uap air di udara untuk membentuk presipitasi asam. Ketika hujan asam jatuh pada monumen bersejarah dari batu kapur atau marmer, reaksi kimia terjadi yang memiliki efek korosif pada struktur tersebut. Reaksi melarutkan bahan, menyebabkan kerusakan permanen.

Pemanasan global

Korporasi Foto Teratas/Grup Foto Teratas/Getty Images

Menurut Pusat Data Iklim Nasional, suhu global telah meningkat selama abad terakhir dengan laju 0,11 derajat Fahrenheit per dekade. Kekhawatiran terhadap monumen bersejarah terletak pada dampak suhu pada kimia. Panas bertindak sebagai katalis, mempercepat laju reaksi kimia. Nasib monumen bersejarah semakin tidak pasti, dan urgensi untuk mengambil tindakan semakin meningkat. Pemanasan global terjadi ketika gas rumah kaca seperti karbon dioksida memerangkap panas radiasi di permukaan bumi, yang menyebabkan suhu meningkat.

Faktor kontribusi

aomprod/iStock/Getty Images

Faktor lain berkontribusi pada tingkat kerusakan monumen bersejarah. Peningkatan kelembapan menyediakan lingkungan yang diperlukan untuk reaksi kimia korosif tanpa adanya hujan. Demikian pula, perubahan radiasi matahari untuk sementara dapat menaikkan suhu di permukaan monumen, meniru efek pemanasan global di lokasi tertentu.

Pencegahan/Solusi

Jupiterimages/Photos.com/Getty Images

Untungnya, tingkat sulfur dioksida di atmosfer telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, mengurangi beberapa efek polusi pada monumen bersejarah. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Amerika Serikat mengalami penurunan lebih dari 70 persen pada tingkat ini dari tahun 1980 hingga 2008. Solusi lain, seperti membatasi lalu lintas kendaraan di dekat monumen bersejarah, juga dapat mengurangi dampak polusi. Sebuah studi tahun 1995 dalam jurnal “Science of The Total Environment” menemukan bahwa langkah-langkah tersebut memberikan cara yang ekonomis dan dapat diandalkan untuk mengurangi polusi di Arch of Titus di Roma.

Victor Ward/iStock/GettyImages

Related Posts