Fakta Tentang Zona Kelautan-



Lautan di dunia menutupi hampir tiga perempat permukaan bumi. Lebih dari 97 persen air bumi adalah air asin. Lautan mungkin tampak misterius dan tidak dapat diakses, tetapi para ilmuwan menjelajahi zona samudera menggunakan banyak alat. Saat rahasia samudra terungkap, para ilmuwan mendeskripsikan samudra dengan berbagai cara.

Jenis Samudera

Berbeda dengan pembagian laut buatan menjadi “tujuh lautan”, ahli kelautan modern menganggap lautan sebagai satu badan air. Perubahan pemikiran ini berkembang ketika para peneliti belajar lebih banyak tentang sabuk konveyor besar, arus besar yang menggerakkan air di sekitar Bumi. Arus ini, didorong oleh perbedaan densitas akibat variasi salinitas dan suhu, mengalir melalui perairan dalam dan permukaan, akhirnya mengelilingi dunia melalui setiap zona samudra. Orang-orang sekarang menyadari bahwa, daripada berbagai jenis samudra, hanya ada satu samudra dunia.

Membelah Samudera

Lautan dapat dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan karakteristik yang berbeda. Misalnya, lautan dapat dibagi menjadi tiga zona berdasarkan perubahan densitas akibat variasi suhu dan salinitas. Tiga zona dalam klasifikasi tersebut adalah zona permukaan atau campuran, pycnocline dan laut dalam. Sistem lain menggambarkan zona neritik atau dangkal, kemudian memisahkan laut terbuka atau zona pelagis dari dasar laut atau zona bentik. Kedua zona ini kemudian dibagi lagi berdasarkan kedalamannya. Cara lain untuk membagi lautan mempertimbangkan seberapa dalam cahaya menembus lautan.

Zona Kelautan Berdasarkan Cahaya

Zona epipelagik cenderung menjadi lapisan terhangat di lautan. Berenang, memancing, menyisir pantai, dan aktivitas lainnya memungkinkan orang berinteraksi dengan tumbuhan dan hewan di zona ini. Tumbuhan dan hewan epipelagis yang dikenal meliputi:

  • karang
  • kelp
  • manatee
  • ubur ubur
  • kepiting
  • lobster

Ikan dengan ekor berbentuk bulan sabit atau bulan sabit cenderung hidup di zona epipelagik. Banyak hewan di zona epipelagik bergerak cepat, transparan atau kecil, semua adaptasi untuk menghindari dimakan.

Makanan dan Migrasi

Kelangkaan makanan di tingkat bawah lautan berarti beberapa organisme bergerak secara vertikal antar zona setiap hari. Ini disebut migrasi diet. Organisme lain bergerak bebas secara horizontal dan vertikal, makan di tempat yang nyaman. Paus biru, hewan terbesar yang pernah dikenal, memakan krill kecil di zona epipelagik, mencari makan di perairan yang lebih dingin dan kaya akan krill di dekat kutub sebelum bermigrasi ke perairan yang lebih hangat untuk melahirkan. Namun, beberapa organisme beradaptasi dengan sangat baik dengan zona samudra mereka sehingga mereka tidak akan pernah bisa pergi.

andrej67/iStock/GettyImages

Related Posts