Kebiasaan Kawin Rubah-

Kebiasaan Kawin Rubah-

Rubah menyerupai anjing dengan moncong panjang dan telinga runcing. Tiga jenis rubah dikenal di alam liar: rubah merah, abu-abu, dan Arktik. Berat rubah berkisar antara 8 hingga 15 pon, tergantung pada jenis rubahnya. Selain itu, panjang rubah bisa berkisar antara 2 dan 4 kaki. Setiap jenis rubah memiliki karakteristik yang sama untuk keseluruhan spesies, tetapi kebiasaan kawinnya berbeda.

Rubah merah

Rubah merah berkembang biak setahun sekali selama musim dingin, biasanya antara Desember dan Maret. Rubah merah biasanya menunjukkan hubungan bebas dengan banyak pasangan. Tapi, begitu jantan dan betina memulai proses pacaran, mereka terikat dengan melakukan perjalanan bersama selama sekitar tiga minggu. Selama periode tiga minggu, pasangan tersebut berburu bersama dan akhirnya menemukan sarang yang cocok. Rubah pacaran biasanya menunjukkan gonggongan dan jeritan yang keras. Setelah pasangan tersebut kawin, masa kehamilannya singkat yaitu 52 hari. Serasah rubah merah biasanya berjumlah antara empat dan sembilan anak.

Rubah abu-abu

Kebiasaan kawin rubah abu-abu meniru proses pacaran rubah merah. Namun, rubah abu-abu kawin sekali dan tetap bersama pasangannya seumur hidup. Berbeda dengan rubah merah, rubah abu-abu jantan membantu betina dengan anak rubah, mendidik tiga sampai tujuh anak tentang berburu. Selain itu, rubah abu-abu jantan memasok makanan yang dibutuhkan untuk keluarga rubah yang sedang tumbuh sementara betina tetap berada di sarang.

Rubah Arktik

Rubah Arktik tinggal di wilayah dingin Alaska dan Lingkaran Arktik. Meskipun kehidupan biasanya menyendiri bagi para pengembara ini, perkawinan menyatukan rubah. Proses pacaran melibatkan waktu bermain antara pria dan wanita. Mereka berlari dan bermain-main bersama, saling memberi gigitan kecil yang penuh kasih sayang. Ukuran serasah bisa mencapai 15, tetapi biasanya tujuh anak lahir setiap musim kawin. Seperti rubah abu-abu, rubah kutub jantan melindungi dan memasok makanan untuk induk dan anak-anaknya saat tinggal di sarang.

Variasi Dalam Kebiasaan Kawin

Penyakit yang disebut kudis sarcoptic menghancurkan populasi rubah pada tahun 1994 di dekat Bristol di Inggris Raya. University of Bristol mempelajari kebiasaan kawin sebelum dan sesudah perubahan populasi. Para peneliti menemukan bahwa rubah merah kurang bebas dengan populasi rubah yang lebih kecil. Betina dominan tertarik dan kawin dengan jantan dominan. Meskipun pergaulan bebas menurun, persaingan yang lebih sedikit dalam spesies tidak menghasilkan hubungan monogami.

Keterbatasan Perkawinan

Musim dingin sulit bagi populasi rubah. Beberapa rubah mati karena kelaparan atau kedinginan. Menurut Young People’s Trust for the Environment, 55 persen rubah mati dalam tahun pertama kehidupan dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk kawin dan menghasilkan keturunan.

Jupiterimages/Photos.com/Getty Images

Related Posts