Bagaimana Burung Merak Kawin?-



Ritual kawin merak – nama kolektif untuk merak jantan dan merak betina – ditandai dengan tampilan mencolok dari bulu ekor yang cemerlang dan pasangan betina yang cerdas. Burung merak menggunakan bulu ekor berwarna biru dan hijau yang menakjubkan selama musim kawin untuk menunjukkan kebugaran seksual dan fisik mereka. Preferensi peahen untuk jantan dengan bulu ekor besar berwarna-warni adalah contoh utama seleksi alam yang bekerja.

Pola Pembiakan

Merak biasanya adalah burung poligini, artinya pejantan dominan akan kawin dengan beberapa betina dalam satu musim, meskipun merak hijau diketahui membentuk pasangan monogami di penangkaran. Merak betina liar dapat menjadi agresif satu sama lain saat bersaing untuk mendapatkan kesempatan kawin dengan jantan dominan, terkadang berulang kali kawin dengan merak untuk mencegah upaya kawin oleh betina lain.

Ritual Perkawinan

Mulai pertengahan hingga akhir musim semi, burung merak membentuk wilayah kecil yang berdekatan satu sama lain dalam pengaturan yang dikenal sebagai lek. Mereka memulai pertunjukan pacaran mereka untuk menarik merak betina, membentangkan bulu ekor berwarna-warni mereka dalam bentuk kipas, mondar-mandir dan menggoyangkan bulu mereka untuk menghasilkan suara gemerincing untuk menarik perhatian merak betina. Seekor merak betina akan berjalan melalui beberapa wilayah pejantan yang berbeda, memeriksa tampilan dan bulu mereka dengan cermat, sebelum memilih pasangan.

Proses Fertilisasi

Begitu betina memilih pasangan, jantan bertengger di punggungnya dan menyelaraskan ekornya di atas miliknya. Baik merak maupun peahen memiliki organ reproduksi unggas yang dikenal sebagai kloaka, yang mentransfer sperma di antara pasangan. Merak menyelaraskan kloaka mereka dan sperma jantan dipindahkan ke betina, di mana ia melakukan perjalanan ke rahim untuk membuahi sel telurnya melalui serangkaian kejang otot. Peahens akan bertelur antara dua hingga enam telur di sarang dangkal di permukaan tanah, yang mengerami selama 28 hingga 30 hari sebelum menetas.

Tampilan yang Menakjubkan

Kesukaan merak betina terhadap pejantan dengan bulu yang mencolok memastikan bahwa merak dengan kipas ekor paling mengesankan menghasilkan keturunan paling banyak. Ini adalah proses yang diidentifikasi oleh Charles Darwin sebagai seleksi alam, yang berfungsi untuk memajukan gen burung merak yang paling sehat secara fisik dari waktu ke waktu dan menyempurnakan ekor yang khas selama beberapa generasi. Di alam liar, merak secara historis berkembang biak di daerah dengan vegetasi yang lebat, di mana tampilan bulu ekor yang tinggi dan subur lebih cenderung menarik pasangan.

Gambar Vrabelpeter1/iStock/Getty

Related Posts