Bagaimana Singa Beradaptasi dengan Lingkungannya?-



Saat matahari terbenam rendah di atas Serengeti, sekelompok singa betina menyelinap melalui rerumputan tinggi sambil mengintai kawanan antelop. Mereka berburu dalam kegelapan agar tetap sejuk, dan mereka bisa makan hingga 70 pon daging dalam sekali makan — keuntungan bagi karnivora mana pun yang hidup di lingkungan yang panas dan kering seperti sabana Afrika. Hingga setengah dari semua singa hidup di Tanzania; hanya beberapa ratus yang tinggal di luar Afrika, di Hutan Gir India. Semua singa tinggal di lingkungan yang keras, dan mereka telah beradaptasi untuk bertahan hidup.

TL;DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Singa telah mengadaptasi rahang yang kuat dan dapat ditarik serta lidah yang kasar untuk membantu mereka memakan mangsanya, dan singa yang hidup di lingkungan yang sangat panas telah beradaptasi untuk tetap sejuk di cuaca panas.

Adaptasi Umum

Semua singa memiliki ciri-ciri tertentu yang dikembangkan spesies sebagai respons terhadap lingkungan. Warna cokelat mereka memungkinkan singa berbaur dengan sabana, hutan terbuka, dan gurun tempat mereka tinggal. Cakar yang panjang dan dapat ditarik membantu singa menjerat mangsanya, sementara lidah yang kasar memudahkan mereka untuk mengupas kulit mangsa tersebut dan memperlihatkan dagingnya. Singa terutama berburu hewan berkuku, seperti zebra dan rusa kutub, sehingga mereka mengembangkan kulit kendur di perutnya yang melindungi mereka dari tendangan mangsanya yang panik.

Contoh Surai

Di wilayah tertentu, singa jantan dengan surai terbesar cenderung kawin dengan lebih banyak betina dan menjadi bapak lebih banyak keturunan daripada rekan-rekannya yang bersurai halus. Meskipun telah lama dianggap bahwa karakteristik surai diwariskan melalui garis genetik, penelitian telah menunjukkan bahwa faktor lingkungan, seperti suhu setempat, dapat memengaruhi pertumbuhan surai. Singa yang hidup di iklim yang lebih dingin cenderung menumbuhkan surai yang lebih penuh dan lebih menarik. Singa yang hidup di iklim panas — seperti Tsavo, Kenya — telah beradaptasi untuk tidak menumbuhkan surai sama sekali.

Perbedaan Daerah

Seperti halnya singa tak berotot di Tsavo, singa yang hidup dalam kondisi gurun telah beradaptasi untuk bertahan hidup di ekosistem yang menghukum ini. Surai yang lebih kecil membantu mereka tetap tenang. Singa yang berkeliaran di Gurun Namib Afrika telah beradaptasi untuk berkembang biak dengan cepat dan menyebar dengan cepat, sehingga persaingan untuk mendapatkan sumber daya mangsa yang langka berkurang. Singa di Gurun Kalahari hidup dalam kelompok yang lebih kecil dan memakan mangsa yang lebih kecil daripada rekan mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih subur. Misalnya, singa Kalahari memakan landak jauh lebih sering daripada singa yang hidup di ekosistem lain.

Terus Beradaptasi

Populasi singa liar anjlok. Konflik antara singa dan manusia meningkat pesat karena semakin banyak penduduk desa Afrika yang bertani dan mengklaim habitat singa sebagai milik mereka. Penduduk desa yang dulunya hanya menembak singa pengganggu kini meracuni seluruh kebanggaan untuk memastikan keselamatan keluarga mereka. Saat sabana Afrika berubah, kemampuan singa untuk beradaptasi akan ditantang. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya terus meningkat, tetapi hanya waktu yang akan menentukan apakah betina yang mengintai Serengeti yang gelap itu akan dipaksa untuk berpisah menjadi kebanggaan yang lebih kecil atau bergabung dengan kucing tangguh lainnya untuk bertahan hidup.

Anca_Liliana/iStock/GettyImages

Related Posts